Unik

Inilah Istana Pasir Termegah yang Pernah Dibuat

Mau lihat kreasi istana pasir paling keren di dunia ini? Istana pasir yang sangat spektakuler telah dibangun sebagai bagian dari festival patung pasir terbesar di dunia. Sekitar 40 seniman pasir dari seluruh dunia menghadiri Festival Patung Pasir di pantai Blankenberge di Belgia. Lebih dari 10.000 ton pasir yang digunakan untuk membuat 'desa pasir' luar biasa sebagai bagian dari ulang tahun ke 20 festival tersebut.






Festival, yang berlangsung sampai akhir bulan, memiliki tema dongeng dan termasuk istana Magestic dan istana mempesona serta sejumlah buku komik favorit. Seorang juru bicara mengatakan: "Tahun ini Patung Pasir Festival di Blankenberge akan membawa ke kehidupan dongeng oleh Brothers Grimm dan Walt Disney, serta cerita-cerita ajaib dari Charles Dickens dan JK Rowling dan begitu banyak kisah-kisah terkenal lain dari dunia mitos dan legenda.


Tidak hanya akan semua yang paling terkenal dan paling dicintai dongeng dipamerkan, tetapi juga legenda besar dan dongeng dari keempat penjuru bumi, yang akan memungkinkan Anda untuk menghidupkan kembali bahwa hari-hari magis dari tadi.


"Pengunjung dapat berjalan-jalan-melalui tur desa pasir dimana buku favorit lain seperti komik Tintin dan Smurf juga dipajang. Dua dari istana yang luar biasa dibuat untuk festival tahunan Zandsculpturen '. 40 Seniman pasir dari seluruh dunia telah berkumpul di pantai Belgia untuk membuat desa pasir spektakuler.





Acara ini, yang akan berjalan sampai akhir bulan secara resmi pasir terbesar patung festival di dunia, 40 artis top dunia pasir dari seluruh dunia untuk menciptakan tontonan yang menakjubkan, Pengunjung berpose untuk foto di depan salah satu istana pasir yang menakjubkan, lain patung luar biasa rumit pada pertunjukan di festival Belgia.


Sumber

Beginilah Foto Para Bayi di Abad 18

Ini suatu kebiasaan yang aneh buat jaman sekarang. Tapi kalau kita telaah di jaman 1800an, untuk berfoto tidak segampang dan sesingkat sekarang. Dulu untuk mengambil foto saja butuh persiapan panjang. Mensetting tempat, latar belakang, peralatan yang jelas-jelas tidak mudah, ditambah lagi jika gagal, tidak bisa langsung diulang. Karenanya, sekali berfoto, harus benar-benar jadi.









Kalau orang dewasa tentu bisa diarahkan. Tapi bagaimana dengan anak-anak. Tentu menyeramkan melihat tukang fotonya bersembunyi di balik kain hitam. Pastinya banyak anak-anak yang menolak untuk difoto.
Karenanya ada kebiasaan yang sedikit aneh di jaman itu jika anak-anak difoto. Mungkin jadi mode anak-anak difoto sendiri. Tapi untuk menenangkan si anak, rata-rata mereka difoto dengan dipangku oleh orang tua atau pengasuhnya. Tapi –coba lihat – orang tua atau pengasuhnya disembunyikan dibalik kain atau tirai !




Jadi, foto-foto di tahun 1800an si anak selalu dipangku oleh “ghostmothers” nama yang diberikan kepada ibu yang mencoba menyembunyikan dirinya untuk menjada si anak tetap tenang selama sesi pemotretan. Mungkin saat itu untuk mendapatkan foto senatural mungkin. Sayangnya justru natural itu tidak ditangkap dari mimik muka si anak ataupun sosok ghostmothers di belakangnya.

Biar bagaimanapun juga dengan perkembangan yang jauh lebih baik dalam teknologi termasuk fotography, foto-foto vintage 1800an terasa sangat aneh dan menggelikan dibandingkan foto natural jaman sekarang.











 

Asal Mula Bedak Kecantikan

Untuk ente semua gan khususnya wanita, ada yang mengetahui sejarah bedak kecantikan gak gan?? padahal bedak mungkin menjadi salah satu hal yang tak lepas dari diri seorang wanita. Bedak dapat menjadi penunjang kecantikan wanita. Namun apakah ada yang mengetahui asal-usul dan sejarah bedak kecantikan itu sendiri?? mungkin sedikit artikel dari ane dapat membantu sejarah dan asal usul dari bedak kecantikan itu.







Bedak menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan orang-orang di berbagai bangsa selama berabad-abad. Awalnya, orang menggunakan bedak bukan untuk tujuan keindahan tapi lebih karena alasan spiritual. 

Membalur tubuh dengan bedak dianggap bisa menjauhkan diri dari roh-roh halus. Orang-orang Timur Jauh menggunakannya khusus untuk acara pernikahan atau pertemuan lainnya. Baru setelah Ratu Cleopatra menggunakannya sebagai lapisan dasar kosmetik, fungsi estetis bedak lebih menonjol.

Cleopatra sangat peduli dengan penampilan. Selain ahli parfum, dia punya perhatian besar terhadap bedak. Dia menggunakan beragam bahan, beberapa di antaranya sangat eksotis. Mungkin yang “terhebat” adalah kotoran buaya, yang dia buat menjadi bubuk halus.

Bangsa Mesir umumnya membuat bedak dari campuran kapur dan tanah liat. Namun dalam jumlah yang lebih sedikit, mereka menambahkan timah putih. Penggunaan timah putih juga umum di Dunia Timur maupun Barat kuno. Penggalian arkeologis situs Mesir Kuno, Lembah Sungai Indus, makam Yunani, serta makam Dinasti Chin dan Han di China, membuktikannya.







Sebelum Mesir, orang-orang Sumeria menggunakan bunga ochre kuning untuk bedak wajah. Mereka menamai bedak itu “golden clay” atau “face bloom”

Orang-orang Mesopotamia lalu meneruskan kebiasaan leluhurnya ini dengan sedikit modifikasi. Mereka menggunakan ochre merah atau daun pacar (henna). 

“Bangsa Mesir kurang liberal dengan bedak mereka,” tulis Robert James Forbes, ahli kimia-cum-sejarawan sains asal Belanda, dalam Studies in Ancient Technology, Vol. 8., “meski gambar-gambar yang ada menunjukkan bahwa perempuan kuno Mesir sangat paham bagaimana menggunakan kain pemoles bedak.”

Berbeda dari bangsa Mesir, orang-orang Timur Jauh (China, Jepang, dan sekitarnya) umumnya menggunakan bahan tepung beras.

Setelah itu, artis zaman Dinasti Tang memakai bedak yang terbuat dari mutiara sebelum naik panggung untuk melindungi dan mempercantik kulit. Kaisar Dowager dari Dinasti Ching lalu mengikutinya jauh setelah itu. Bangsa Yunani dan Romawi, kemudian dilanjutkan Eropa, membuat bedak dari gandum. Meski penggunaan bedak mulai meluas, ia masih terbatas di kalangan orang kaya atau bangsawan.

Penggunaan bedak menentukan status sosial. Warna kulit, dalam banyak budaya, menjadi pembeda strata masyarakat. Orang Mesir –dan banyak bangsa lainnya– sangat menghormati mereka yang berkulit putih. Dalam anggapan mereka, perempuan putih berarti tak keluar rumah untuk bekerja di bawah terik matahari yang menyengat.

“Di Asia, kulit putih dijadikan tanda kebangsawanan, anggota golongan elit, dan warna putih merupakan simbol murni kecantikan diri dan keningratan,” tulis LUXemag, majalah gaya hidup.
Penggunaan beras sebagai bahan pembuatan bedak sempat membuat persediaan beras menurun pada abad ke-15. Namun itu tak menghalangi orang-orang kaya untuk berdandan. Bahkan seabad kemudian, beras dan terigu menjadi inti dari mode dan gaya hidup di Prancis, Spanyol, dan Inggris. Para perempuan ningrat menaburkan banyak bedak ke wajah, tangan, dan bahu untuk menyembunyikan cacat di kulit atau membuatnya terlihat lebih muda dan segar.

Campur-tangan penguasa membuat pamor bedak meredup pada akhir abad ke-18. Penguasa Prancis, lalu diikuti negara Eropa lainnya, melarang pembuatan bedak untuk menghemat terigu atau beras –yang didapatkan dari perdagangan dengan dunia Timur. Ratu Victoria juga sempat melarangnya karena menganggapnya vulgar. Kala itu bedak juga merupakan aksesori utama para pelacur. Bedak mulai meraih popularitasnya kembali di awal abad ke-20.

Bedak dengan wujud seperti sekarang diciptakan di Prancis. Bahan dasarnya talk tanpa campuran timah yang bisa mengiritasi kulit. Hampir bersamaan, dan ini menarik, Anthony Overton meluncurkan bedak pertama untuk orang Afro-Amerika dengan merek High Brown Brand –kala itu orang kulit putih masih melarang orang kulit hitam menggunakan bedak. 

Pada 1923, perusahaan Inggris Laughton & Sons menciptakan wadah bedak kompak yang nyaman, lengkap dengan sponsnya. Jeda beberapa saat, penata gaya legendaris Hollywood Max Factor meluncurkan bedak dasar yang bisa digunakan setiap hari, Pan Cake. 

Lalu, Helena Rubinstein membuat bedak murah pada awal 1940-an dengan merek yang menggunakan namanya. Bedak dengan fungsi lebih spesifik juga bermunculan. Perusahaan Johnson & Johnson (J&J), yang awalnya tak sengaja terjun di segmen ini, mengembangkan dan meraih keuntungan dari bedak bayi.
Konsumsi bedak terus meningkat. Di Amerika Serikat, menurut sejarawan Gary Dean Best, sebagaimana ditulis Brian Greenberg dan Linda S Watt dalam Social History of the United States, Vol. 1, pada akhir 1920-an saja perempuan Amerika tiap tahunnya menggunakan 4.000 ton bedak. Itu belum termasuk produk kosmetik lainnya.

Kini, bedak menjadi bagian tak terpisahkan dari hampir setiap orang, terutama perempuan. Di dalam ataupun di luar rumah, dengan santai atau terburu-buru, perempuan membedaki wajah menjadi pemandangan yang familiar. 

Sumber

Ada Kuil Pembawa Perdamaian di Korea

Myogaksa lebih dari sekedar kuil. Pembangunannya diperhitungkan dengan matang. Karena itu pula, Myogaksa disebut dengan kuil pembawa perdamaian.







Kuil Myogaksa terletak di sisi timur gunung Naksan di Sunging-dong, Jongno-gu, Seoul. Didirikan oleh Biksu Taeheo Hongseon pada bulan Mei tahun 1930. Sejak pendiriannya, kuil ini sudah dua kali mengalami renovasi.

Yang istimewa dari Myogaksa adalah karena lokasinya dipilih berdasarkan prinsip-prinsip feng shui. Dari pertimbangan tersebut, lokasi dimana kuil itu berdiri sekarang ini dipercaya membawa kedamaian dan kenyamanan bagi warga Seoul. Ya, terletak di distrik pusat kota Seoul, Myogaksa berfungsi sebagai tempat yang ditujukan untuk perdamaian spritual dan pencerahan bagi warga. Kuil ini mengabadikan patung Gwanseum Bosal (Alokitesvara Bodhisattva) yang merupakan sosok ibu dari semua Bodhisattvas.

Bila Anda mengunjungi kuil ini, kita bisa melihat beberapa bagian bangunan seperti Daegwangmyeongjeon, Gwaneumjeon, Chounsu Gwaneum, Seokguram, Sansindang dan Seonbang. Sedangkan patung Buddha yang diletakkan dalam Sokguram dibuat pada bulan Oktober 1574 selama pemerintahan Raja Seonjo dari Dinasti Joseon.

Selain bisa melihat bangunan sejarah kuil ini, kita juga bisa mengikuti berbagai program yang ditawarkan. Beberapa turis mancanegara juga tertarik mengikutinya karena memberikan pengalaman liburan dan spritual yang berkesan. Program-program yang bisa diikuti oleh para pengunjung Myogaksa adalah meditasi, trekking di area belakang kuil, mengikuti upacara minum teh, membuat lentera dan masih banyak lagi. Tujuan utama dari program-program ini adalah untuk meresapi ajaran Buddha dan mengupayakan ketenangan serta ketentraman batin.


Oya, bagi yang berminat menginap di kuil atau yang sering disebut dengan temple stay, Anda bisa memilih paket temple stay yang sudah ditetapkan oleh pengelola. Ada paket 2 hari 1 malam atau regular temple stay. Jika tertarik mengikutinya, Anda cukup membayar biaya 50.000 Won untuk peserta dewasa dan 40.000 Won untuk peserta remaja. Ada juga paket one day temple life. Khusus untuk paket ini, Anda bisa membayar 30.000 Won bagi peserta dewasa dan 20.000 Won bagi peserta remaja.

Cara sampai ke lokasi : Untuk mencapai kuil Myogaksa, Anda bisa naik Seoul subway jalur 1 turun di Sinseoldong Station melalui pintu exit 2. Sesampainya di Senseoldong Anda harus harus berjalan kaki sejauh 300 meter menuju Myogaksa.

sumber

Kelompok The Order of Nine Angles yang Menyeramkan

 
Keyakinan agama dan tradisi masyarakat dogmatis sering membuat orang menjadi kelompok-kelompok ideologis, menyebabkan mereka untuk mengisolasi dari masyarakat arus utama dan menjadi keyakinan rahasia defensif. Mereka percaya diri untuk menjadi bagian dari beberapa misi suci untuk mengubah dunia dan menghabiskan hidup mereka mengikuti ajaran-ajaran pemimpin mereka. Ini sering menimbulkan masyarakat yang bergerak secara tertutup namun memiliki akar yang tersebar di seluruh bangsa-bangsa. 
 
Mereka memiliki undang-undang rahasia mereka dan kegiatan yang sering tersembunyi dari non-anggota. Organisasi-organisasi ini membuat doktrin esoteris hanya diketahui oleh anggota mereka, dan tersembunyi dari masyarakat biasa. Jadi mari kita lihat beberapa perkumpulan rahasia dunia yang terbentuk sejak lama dan sebagian besar masih hidup dan melaksanakan gerakan mereka secara diam-diam.
 
 
The Order of Nine Angles (Ona), adalah organisasi setan rahasia yang muncul di antara orang-orang dari Inggris Raya pada tahun 1980-an dan 1990-an. Masyarakat ini mengaku menjadi pengikut Setanisme dan menganggapnya sebagai individual yang sangat mengejar untuk menciptakan keunggulan diri sendiri dan kebijaksanaan, dengan menghadapi tantangan dan mengatasi batas-batas fisik dan mental. Secara umum para pengikut organisasi Order of Nine Angles (ONA) ini sangat tertutup dan menyembunyikan identitasnya, mereka berbaur dengan masyarakat seperti biasa. Hal ini dilakukan untuk menyembunyikan kegiatan mereka yang bersifat Negatif. Para anggota yang mengikuti kelompok Order of Nine Angles (ONA) sangat mebuat kegiatan secara beragam seluruh dunia, sehingga orang tidak mengetahui akan hal tersebut.

Saat ini, Ona diatur di sekitar sel-sel penjara secara rahasia yang dikenal sebagai nexions tradisional dan di dalam suku-suku kata menyeramkan. Tulisan-tulisan Ona yang aneh mempertimbangkan korban manusia sebagai cara untuk menghilangkan kelemahan dan mengklaim bahwa suku-suku jahat adalah bagian penting dari strategi jahat untuk menjalankan misi, cara hidup lebih menyenangkan, dan untuk mengganggu dan akhirnya menaklukkan masyarakat biasa.


Tujuan mendasar perkumpulan ini adalah untuk mengubah, mengembangkan tatanan dunia baru, dan menghasilkan manusia (pola pikir) lebih maju. Hal ini berasal dari keyakinan mereka, bahwa manusia memiliki potensi besar, dan secara sadar dapat berubah dan mengembangkan pola pikir diri sendiri, dengan menggunakan secara rahasia (sembunyi), dan Ilmu Hitam, adalah salah satu cara yang paling praktis untuk mewujudkan hal ini.

Ilmu Hitam yang mereka gunakan bermacam-macam baik itu dengan menggunakan sihir (black magic) melalui upacara atau ritual aneh yang mengandung unsur sihir. Tujuan utamanya adalah untuk mengganggu, merusak, dan menghancurkan, atau menggulingkan pemerintahan di beberapa negara. Oleh karena itu kita diharapkan hati-hati dan waspada terhadap aliran ini. Adu domba antar agama, dan suku bisa menjadi salah satu cara efektif dalam menjalankan dan mewujudkan tujuan mereka.

sumber

Ma'nene, Ritual Ganti Pakaian Mayat Leluhur Toraja

Prosesi penggantian baju jasad leluhur yang digelar setiap 3 tahun sekali, prosesi adat ini dinamakan Ma'nene.



Sejumlah anggota keluarga menggotong peti berisi jasad leluhur untuk digantikan bajunya dalam prosesi adat Ma'nene di Toraja, Sulawesi Selatan, Jumat (24/8).




Tetua adat bersama keluarga menggotong jasad leluhurnya sebelum dipakaikan pakaian baru dalam prosesi adat Ma'nene di Toraja, Sulawesi Selatan, Jumat (24/8).




Prosesi Ma'nene digelar setiap 3 tahun sekali. Prosesi ini dilakukan oleh pihak keluarga dan tetua adat dengan membersihkan dan menggantikan pakaian lama dengan yang baru jasad leluhur.




Pihak keluarga didampingi tetua adat melepas pakaian lama jasad leluhur.




Seorang anggota keluarga membersihkan jasad leluhurnya dengan menggunakan kuas. Mayat-mayat ini telah berumur ratusan tahun tersimpan dalam keadaan utuh, karena sebelumnya telah diberi bahan pengawet.




Seorang anggota keluarga membersihkan jasad leluhurnya sebelum dipakaikan pakaian baru dalam prosesi adat Ma'nene di Toraja.




Bungkusan jasad dan tengkorak terlihat di dalam peti tempat kuburan batu (Patane) selama prosesi adat Ma'nene di Toraja, Sulawesi Selatan, Jumat (24/8).




Tetua adat bersama keluarga menggotong jasad leluhurnya keluar peti. Setiap 3 tahun sekali masyarakat yang bermukim di sekitar pegunungan Sesean, Toraja, Jumat (24/8), menggelar prosesi adat Ma'nene atau mengganti pakaian jasad leluhur yang disemayamkan di dalam peti tempat pekuburan Patane.

Hetairai, Geishanya Bangsawan Athena

Selain cantik, mereka harus berpengetahuan luas dan mahir bermain musik. Mereka menjadi teman para pembesar Athena, Yunani.
SOCRATES, filsuf ternama asal Athena, Yunani, memilih mati minum racun ketimbang hidup mengingkari kebenaran. Pengadilan mendakwanya menyebarkan ajaran yang merusak generasi muda. Sebelum mati, masa hidupnya (470 SM-399) sebagian besar dihabiskan untuk bertanya kepada orang-orang untuk membantu orang lain memperoleh wawasan dan pengetahuan yang benar dengan mencari dan mendapatkannya sendiri.

Karenanya metode filsafatnya disebut seni kebidanan (maieutika). Dari kesenangannya bertanya-tanya, dia tak disukai sebagian orang, tapi punya banyak kawan. Salah satu kawan akrabnya, Theodote, seorang hetairai atau pelacur kelas atas masa peradaban Yunani Kuno.

Peradaban Yunani Kuno sering disebut sebagai sumber renaissans (kelahiran kembali) di Eropa Barat pada abad ke-15. Kala itu, buah pikir filsuf Yunani Kuno yang mempengaruhi bidang seni, bahasa, sastra, politik, pendidikan, dan ilmu kembali digali. Peradaban Yunani Kuno sendiri merentang waktu hampir sepuluh abad, sejak 8 SM sampai 4 M.

Peradaban ini, selain melahirkan sejumlah ahli pikir, juga memunculkan hetairai. Berbeda dari perempuan Athena umumnya, hetairai menduduki posisi lebih tinggi dalam masyarakat. Para negarawan dan filsuf menghargai mereka.

Perempuan tak punya banyak peran dalam masyarakat Athena. Mereka juga mendapat pembatasan. Mereka tak boleh menjadi pejabat pemerintahan lokal. Membaca dan menulis tak menjadi kewajiban mereka. Sekolah tak mau menerima mereka sampai masa Helenistik. Bersama para budak dan orang asing, perempuan Athena tak punya pengaruh atau hak-hak sipil. Singkatnya, "Menjadi perempuan pada masa Athena Kuno sangat tak menyenangkan," tulis Jørgen Christian Meyer, guru besar Departemen Arkeologi, Sejarah, Kajian Budaya, dan Agama pada Universitas Bergen, Norwegia dalam makalahnya, "Women in Classical Athens."

Seorang perempuan mesti menjadi hetairai (pelacur) jika menginginkan posisi yang lebih tinggi. Menurut Nikolaos A. Vrissimtzis dalam bukunya Erotisme Yunani, "peran perempuan memang direndahkan, tapi kita juga tak bisa berpikir bahwa posisi mereka tak dihargai." Karena itu, beberapa perempuan, terutama imigran dan budak, berupaya menjadi hetairai di Athena.

Pemerintah Athena tak melarang prostitusi. Hal yang sama terjadi pada wilayah Yunani lainnya. Bahkan seorang negarawan, Solon (638 SM-558 SM), menjadi salah satu germo pertama di Athena. Dia membuka rumah bordil.

Pelacur rendahan dari berbagai kota di Yunani tersedia di sana, sebab perempuan Athena dilarang menjadi pelacur. Dari rumah bordil itu mereka bisa menapaki karier sebagai hetairai.
Sebutan hetairai kali pertama tersua dalam Histories karya Herodotus (484 SM-425 SM), sejarawan Yunani Kuno.


Quote:
Untuk menjadi hetairai, seorang perempuan tak cukup hanya cantik. Dia mesti meluaskan pengetahuan mengenai bahasa (puisi), filsafat, dan politik. Dia bisa memperolehnya dari pergaulan dengan tetamunya. Keahlian bermain alat musik seperti flute, tamborin, kastanet, dan lyre juga sangat dibutuhkan. Selain itu, mereka harus mahir menari.
Inilah yang membedakan hetairai dengan pelacur rendahan dan selir. Berbekal kemampuan itu, mereka melayani tetamu laki-laki dalam symposia, acara minum anggur dan diskusi khusus lelaki yang diakhiri bercinta dengan hetairai. Aktivitas percintaan mereka dapat dilihat pada guci-guci kuno Yunani.


Hidup hetairai (pelacur) dilimpahi kemewahan dan keistimewaan. Dengan bayaran mahal mereka memiliki rumah dan budak sendiri. Ini melanggar aturan umum masyarakat Athena yang tak membolehkan perempuan memiliki rumah dan budak.

Anak-anak mereka juga mewarisi hak-hak istimewa sang ibu. Meski statusnya bukan sebagai warga Athena, anak-anak itu dapat menduduki posisi sebagai jenderal atau anggota senat. Padahal, aturan tak memperkenankan anak hasil hubungan lelaki Athena dengan perempuan luar Athena memperoleh hak-hak politik.


Sebenarnya, hetairai tak menghendaki kehamilan dari hubungan dengan tetamu. Karenanya mereka berhati-hati dalam berhubungan intim. Beberapa cara seperti sanggama terputus, membaca mantera-mantera, meminum ramuan tertentu, dan memakan telur gagak diterapkan.

Tapi, karena banyak dari mereka menjadi selir, kehamilan tak terhindarkan. Bagi masyarakat Athena, selir memiliki fungsi sebagai penghasil keturunan atas persetujuan istri sah. Lelaki Athena memelihara selir karena istrinya mandul atau hanya melahirkan anak perempuan.

Sumber

Mengintip Kamar Hotel Nyi Roro Kidul



Liburan dan bersantai di pantai tentu menjadi favorit bagi setiap orang. Sinar mentari dan desir ombak yang bergulung, menikmati pasir di pantai tentu menjadi dambaan semua orang. Namun bagaimana bila tempat tersebut ternyata menyimpan banyak cerita misteri?

Hampir setiap pantai di tanah air memiliki keistimewaan masing-masing, entah karena pemandangannya yang indah atau dikarenakan cerita-cerita mistis yang membuat orang tertarik untuk berkunjung.

Salah satu pantai yang sangat terkenal dengan cerita mitos tentu pantai Pantai Pelabuhan Ratu yang terletak di pesisir Samudera Hindia, sekitar 60 kilometer dari kota Sukabumi, Jawa Barat. Pemandangan pantai ini sangat indah terlebih langitnya di saat matahari terbit dan terbenam.

Namun keindahan tersebut ternyata sering membawa petaka. Deru ombaknya yang sangat kuat di pantai tersebut ternyata berbahaya bagi perenang, sehingga ada papan larangan yang ditancapkan di sana untuk memperingatkan pengunjung agar tidak terlalu jauh ke laut.

Keindahan daya tarik Pantai Pelabuhan Ratu bukan hanya pada pemandangannya saja. Banyak wisatawan yang datang karena mitos yang beredar bahwa pantai ini dikuasai oleh Ratu Pantai Selatan atau yang lebih dikenal sebagai Nyai Roro Kidul.

Nyai Roro Kidul digambarkan sebagai wanita yang cantik bak bidadari yang selalu mengenakan kebaya warna hijau. Itulah sebabnya di ini ada larangan tidak tertulis bagi pengunjung agar tidak memakai baju atau atribut berwarna hijau.

Bila pengunjung berkeras melanggar aturan itu, masyarakat setempat percaya yang bersangkutan akan ditarik ke laut untuk menjadi tentara atau pelayan sang ratu. Meskipun hal itu terdengar tak wajar dan tak masuk akal, nyatanya sudah beberapa kali pengunjung berbaju hijau hilang ditelan ombak.

Cerita Nyai Roro Kidul ini tentu bukan sembarang mitos, masyarakat setempat percaya bahwa memang ada sosok sang Nyai tersebut sehingga mereka rutin memberikan persembahan atau sesaji kepadanya. Pada bulan April rutin diadakan ritual upacara Hari Nelayan yang dimaksudkan untuk menghormati sang ratu atas rejeki dan perlindungannya kepada para nelayan selama melaut.

Nyai Roro Kidul sendiri memang dikenal dan sangat dihormati oleh masyarakat pesisir pantai selatan. Benar tidaknya mitos itu, rasanya tidak lengkap bila berkunjung ke Pelabuhan Ratu tanpa benar-benar merasakan sendiri sensasi kehadiran Roro Kidul yang konon mendiami kamar 308 di Hotel Inna Samudera.

Hotel itu dahulu bernama Samudera Beach Hotel itu didirikan oleh Presiden Soekarno di tahun 1962. Saat itu, hotel tersebut merupakan salah satu hotel berbintang yang mewah dan memiliki prestise sendiri karena dibangun bersamaan dengan Hotel Indonesia, Bali Beach Hotel dan Toserba Sarinah dan kemudian menjadi tempat-tempat kaum kelas atas menghabiskan akhir pekannya.

Layaknya hotel berbintang lainnya, Hotel Inna Samudera menawarkan berbagai kenyamanan dan fasilitas kepada para pengunjungnya. Namun bukan hal itu yang membuat hotel ini istimewa dan menarik banyak pengunjung ke sana, melainkan sebuah kamar misterius bernomor 308.

Kamar tersebut disediakan pihak hotel sebagai tempat peristirahatan Nyai Roro Kidul, sehingga tidak disewakan sebagai kamar penginapan seperti kamar-kamar lainnya. Meskipun tidak disewakan untuk menginap, kamar ini tertata dan terawat dengan baik untuk menyenangkan sang ratu pantai. Nuansa kamar pun diatur sedemikian rupa dengan dominasi warna hijau yang dipercaya sebagai warna favorit Roro Kidul.

Para pengunjung hotel boleh mampir ke kamar ini dengan sejumlah syarat yang sudah ditentukan oleh pihak hotel. Beberapa syarat di antaranya harus mengucapkan salam saat masuk dan keluar kamar, tidak boleh berisik atau membuat kegaduhan, tidak boleh menyampah, tidak boleh berada di kamar selama lebih dari sejam, dan khusus wanita yang sedang haid dilarang masuk.

Pengunjung yang datang ke kamar itu seringkali meletakkan berbagai 'hadiah' bagi sang Nyai di atas meja yang telah disediakan. Kebanyakan yang ditaruh di meja itu adalah bunga-bungaan dan barang-barang berwarna hijau, sehingga jangan heran bila kadang banyak merasa seperti masuk tempat pertapaan karena aroma bunga yang menyengat.

Kamar ini juga kerap dijadikan tempat semedi oleh para pengunjung. Bila ingin bersemedi di kamar misterius ini, pengunjung akan dikenakan tarif Rp 125.000 untuk semedi selama satu jam. Pengunjung memang tidak boleh berlama-lama di kamar ini karena dikhawatirkan sang ratu merasa terganggu. Namun bila Anda memang sedang menginap di hotel ini, Anda sama sekali tak dikenakan tarif sepeserpun tetapi tetap harus mematuhi syarat yang telah ditentukan.

Penasaran dengan keindahan pantai dan nuansa mistis kamar 308? Silakan kunjungi Hotel Inna Samudera.

sumber

Keunikan Haesindang Park yang Melegenda



Taman biasanya dipenuhi dengan bunga serta wahana permainan. Tetapi berbeda dengan Haesindang Park. Taman ini justru dipenuhi dengan patung replika Vital Pria. Wow!

Haesindang Park atau yang sering disebut dengan Penis Park terletak di Samcheok-si, Gangwon-do tepatnya di 20 km dari pusat Samcheok. Taman ini terkenal karena keberadaan patung menyerupai bentuk penis yang tersebar diseluruh area Haesindang Park. Patung-patung itu diciptakan oleh seniman Korea untuk tujuan sukacita, spritual dan seksualitas. Sedikitnya ada sekitar 100 patung penis yang ada di tempat ini.

Keunikan Haesindang Park memang mengundang tanya. Taman yang berada di dekat perkampungan nelayan desa Sinnam ini memang memiliki legenda yang menjadi tujuan awal pendirian taman ini. Legenda ini bercerita tentang seorang perawan yang pernah tersapu ke laut dan tenggelam. Nyawanya tak bisa diselamatkan, bahkan sang kekasih juga gagal menolong sang gadis tersebut.

Sejak saat itu hasil tangkapan para nelayan di pantai menjadi amat berkurang karena pantai tersebut menjadi lokasi kematian sang gadis. Demi memberikan “penghiburan” kepada mayat perawan itu, warga desa berinisiatif untuk membuat aneka patung dan ukiran kayu berbentuk penis dan mengadakan upacara keagamaan. Setelah patung-patung ini tercipta dan upacara dilakukan, perlahan-lahan para penduduk desa bisa hidup dengan tenang, para nelayan pun senang karena hasil tangkapannya kembali melimpah.

Tempat kematian gadis ini bernama Aebawi Rock sedangkan tempat digelarnya upacara keagamaan yang dilaksanakan dua kali dalam setahun itu disebut Haesindang. Hingga kini, upacara tersebut masih tetap dilakukan dan dihormati keberadaannya. Itulah mengapa, jika mengunjungi tempat ini, Anda akan melihat sebuah kuil kecil tempat upacara keagamaan. Di bagian atas tebing ada patung penis yang dipahat menyerupai simbol-simbol zodiak. Beberapa patung lainnya berbentuk tempat duduk untuk para wisatawan agar leluasa bersantai saat kelelahan.

Selain patung-patung berbentuk penis, taman ini juga menghadirkan pameran 12 hewan yang mewakili masing-masing shio. Haesindang Park juga memiliki akuarium terbesar di Korea dan arboretum (botanical park).






sumber

Mengenal Peradaban Kuno Kuhikugu di Amazon

Pada tanggal 29 April 1925 Fawcett masih melakukan kontak dengan isterinya melalui telegrap, ia mengatakan akan memasuki sebuah kawasan peradaban tertutup di hutan Amazon, ia akan menyeberangi hulu sungai Xingu di tenggara anak sungai Amazon.

Dan sejak itu tidak ada kabar terdengar lagi dari mereka. Matto Grosso adalah nama region di sekitar sungai Xingu tempat dimana mereka menghilang.



Banyak yang mengira mereka tewas dibunuh oleh suku Indian setempat, Suku Kalapalos satu dari tiga suku indian terakhir yang bertemu dengan mereka mengatakan bahwa mereka tampak seperti sedang sakit.


Tidak ada bukti yang menguatkan adanya pembunuhan oleh suku suku Indian yang mereka masuki wilayahnya. Sebab suku suku Indian di wilayah Matto Grosso cukup ramah, kecuali Suku Indian disebelah Timur.

Pada tahun 1927 sebuah plat nama milik Fawcett ditemukan pada salah satu suku Indian lainnya, tapi plat ini ternyata diberikan langsung oleh Fawcett kepada kepala suku pada ekspedisi 5 tahun sebelumnya.

Dan pada tahun 1933 bulan Juni, Kolonel Aniceto Botelho menemukan sebuah Kompas milik Fawcett di region Mato Grosso disekitar pemu****n Indian Suku Bacairy.

Dan hasil penyelidikan mengatakan bahwa perjalanan memasuki belantara Amazon dimulai setelah kompas itu tertinggal di pemu****n Bacairy. Bisa jadi ia mampir dipemu****n, mengutarakan maksudnya memasuki hutan dan dijamu oleh suku Bacairy dan kompas itu terlupa dibawanya.

Pertemuan dengan Penjelajah Lain



Dalam sebuah buku yang saya baca (The Fate of Colonel Fawcett), ada dua penjelajah lain yang pernah bertemu Fawcett di pedalaman Amazon, Fawcett dikatakan hidup selama lima tahun bersama suku Indian.

Ia mengumpulkan bermacam macam batu bersama seorang yang lebih muda dan seorang lagi sedikit lebih tua. Tom Roch petualang pertama yang menemukan mereka pada tahun 1931 di region Matto Grosso.

Dan seorang lagi adalah Miguel Trucchi. Kepada Miguel, Fawcett mengatakan ia memiliki alasan khusus untuk tetap tinggal dan menetap bersama suku Indian pedalaman, namun lokasi mereka bertemu bukan di Matto Grosso tapi di Rio das Mortes.

Dan pada bulan Juli 1933, Seorang Administrator Apostolik di wilayah Matto Grosso yang bernama Monseigneur Couturon mengirimkan catatan perjalanannya ketika melalui Sungai Kuluene yang isinya menyebutkan bahwa mereka bertemu tiga orang yang sesuai ciri cirinya dengan tim Fawcett pada tahun 1932, dilaporan itu tertulis Fawcett tinggal dan menetap bersama Suku Indian Aruvudu . Jack Fawcett junior telah menikah dengan wanita Indian dan memiliki seorang anak laki laki.

Namun pada tahun 2005 kisah lain muncul, seorang penulis dari The New Yorker, David Grann mengunjungi suku indian Kalapalos dan mendapatkan cerita dari mulut ke mulut bahwa, Fawcett dan timnya menetap bersama mereka untuk sementara dan melanjutkan perjalanan ke arah timur.

Suku Kalapalos juga mengingatkan mereka agar tidak memasuki peradaban yang mereka cari diarah timur itu, sebab wilayah itu dijaga oleh suku indian yang suka menyerang.

Lima hari sepeninggalan Fawcett ke arah timur, terlihat bumbungan asap meninggi dari perkemahan mereka. Semua itu disaksikan oleh suku Kalapalos. Kisah lengkap pencarian jejak Fawcett di tulis pada buku The Lost City of Z.

Peradaban Kuhikugu dan The Lost City of Z


Baiklah, pencarian kita mulai. Kuhiguku adalah sebuah situs peninggalan masa lalu dari sebuah peradaban Indian di hutan hujan Amazon, berlokasi di tenggara hulu sungai Xingu, Brazil. Apa yang unik dengan situs ini adalah, hampir semua yang di tuliskan oleh penjelajah Portugis pada Manuskrip 512 mirip dengan situs ini.

Manuskrip 512 menceritakan adanya gerbang besar menuju kota yang dikelilingi rumah-rumah besar dan ada kuil di dalamnya, kota misterius tanpa penghuni yang memiliki plasa megah, kolam-kolam air mancur dan jalan-jalan yang luas.



Siapa pun pasti akan terkagum kagum jika melihat bentuk suatu kota megah yang belum pernah dilihat sama sekali.


Nah bagaimana dengan situs Kuhiguku? Situs ditemukan pertama kali oleh Michael Heckenberger bersama suku lokal Kuikuro yang merupakan keturunan dari suku Kuhikugu.

Situs ini berlokasi di hulu sungai Xingu, memiliki dua puluh delapan kota dan desa-desa di area seluas 7.700 km persegi yang mampu menampung 50.000 orang penduduk. Peradaban yang diperkirakan ada sejak 1.500 tahun lalu dihuni kembali sekitar 400 tahun lalu.

Banyak parit-parit pagar pertahanan yang besar dibangun disekitar pemu****n, memiliki beberapa plasa melingkar seluas 150 m di beberapa kota. Kota-kota dan pemu****n Kuhikugu ini dihubungkan oleh jalan-jalan yang lebar, sungai-sungai yang diatur disisi jalan raya dengan jembatan-jembatan penyeberangan yang bisa dilintasi oleh sampan-sampan kano di bawahnya.


Masyarakatnya hidup dengan bercocok tanam, mereka juga membangun bendungan dan kolam-kolam ikan. Dan tradisi berternak ikan ini masih diteruskan oleh Suku Kuikuro yang mewarisi tradisi suku pendahulu mereka, peradaban Kuhikugu.


Peradaban ini mulai ditinggalkan penduduknya pada awal abad ke 16, ketika itu penjelajah Eropa datang dan menetap di pemu****n mereka dengan membawa wabah.

Hampir dua pertiga penduduknya mati akibat wabah ini, dan kota pun ditelan oleh rimbunnya hutan belantara Amazon, hingga ditemukan kembali oleh penjelajah Portugis pada tahun 1743 dan diberi nama City of Z oleh Percy Harrison Fawcett.

Nah apakah kalian bisa membandingkan gambaran tentang kota misterius dari Manuskrip 512 dengan Peradaban Kuhikugu dilokasi yang sama? Hulu sungai Xingu adalah region Matto Grosso, memiliki banyak kesamaan dengan kota yang ditemui penjelajah Portugis pada 1743.

Situs Kuhikugu saat ini menjadi bagian dari Taman Nasional Xingu (Xingu Indigenous Park) seluas 26,420 Kilometer persegi di Hutan hujan Amazon, Brazil. Presiden Brazil saat itu, Janio Quadros menandatangani peresmian Taman Nasional Xingu pada 14 April 1961.

Taman Inokashira di Jepang yang Penuh Kutukan



Taman mungkin bagi sebagian orang dilukiskan dengan keindahan, penuh dengan bunga-bunga, dan tempat yang sejuk, ditambah apabila kita berkunjung bersama kekasih yang kita sayangi. Namun tidak semua taman itu dapat digambarkan dengan keindahan, di Jepang ada sebuah cerita tentang taman kutukan.

Taman itu diyakini dapat menghancurkan hubungan seseorang dengan kekasihnya. Taman ini mirip sekali dengan mitos Jembatan Merah di Kebun Raya Bogor dan Candi Prambanan yang terkenal akan kutukan Roro Jonggarang, ya boleh percaya boleh tidak.

Taman Inokashira adalah sebuah taman adalah taman yang berada di antara Musashino dan Mitaka di sebelah barat Tokyo, Jepang. Telaga Inokashira dan sumber air sungai Kanda, dibuat selama zaman Edo, dan merupakan sumber air utama bagi sungai Kanda.

Tanah ini disumbangkan untuk Tokyo pada tahun 1913. Tanggal 1 Mei 1918, tanah tersebut diresmikan dengan nama Inokashira (Onshi Koen), yang diterjemahkan sebagai, "Taman Karunia Inokashira". Maka dari situlah taman tersebut dianggap sebagai karunia kaisar kepada masyarakat umum.



Di taman ini terdapat sebuah kuil kecil tempat memuja Benzaiten. Benzaiten adalah nama Jepang untuk Dewi Saraswati dalam kepercayaan Hindu. Pemujaan Benzaiten hadir di Jepang selama abad ke-6 hingga ke-8, terutama melalui penerjemahan Sutra Cahaya Emas dari bahasa Cina, yang ada pembahasan mengenainya.

Dia juga disebut dalam Sutra Teratai dan sering digambarkan memegang biwa, semacam kecapi tradisional Jepang, berbeda dengan Saraswati yang memegang alat musik petik yang dikenal sebagai veena.

Di Taman Inokashira, ini ada suatu danau dan penyewaan perahu dayung bagi para pengunjung. Diyakini bahwa bila sepasang kekasih menaiki perahu bersama-sama maka hubungan mereka akan segera berakhir. Benzaiten, diyakini sangat pencemburu dan memutuskan hubungan pasangan kekasih yang menaiki perahu.



Benzaiten adalah kami (wanita) menurut kepercayaan Shinto dengan nama Ichikishima-hime-no-mikoto. Kuil Benzaiten sendiri berdiri tepat di sisi Danau Inokashira, tak jauh dari kantor tempat penyewaan perahu. Di kuil ini terdapat patung Dewi Benzaiten yang bertangan 8.

Sebagai tambahan informasi, patung Benzaiten di kuil ini tidak ditampilkan di muka umum lho. Patung dewi bertangan 8 ini hanya ditampilkan 1x dalam 12 tahun, yaitu pada tahun Ular dalam 12 shio.

percaya gak percaya gan.. anda dapat membuktikannya sendiri. tapi kalau benar-benar terbukti ane gak ikut-ikutan ya gan.. ini kan sekedar informasi.

Sumber

Mengungkap Misteri Manusia Hutan Eropa


Benua Eropa, merupakan benua tempat pertama kali modernitas dibangun. Di benua ini kan tempat kelahirannya ilmuwan-ilmuwan, musisi-musisi, filosof-filosof, dan penulis-penulis dilahirkan.

Eropa yang merupakan benua dari sebagian besar negara-negara maju ternyata menyimpan banyak mitos dan legenda. Mulai dari vampir, penyihir dan tukang tenung, bahkan woodwose—manusia hutan.

Homo sapiens bukanlah satu-satunya spesies manusia di bumi ini. Ada spesies homo yang lain, diantaranya ada Homo Ferus atau yang disebut orang liar, yang menurut Linnaeus ditutupi rambut, posisi tubuh merangkak, bisu, dan tinggal terpisah dari Homo Sapiens. Mereka sebagian besar tinggal di hutan, bukit, dan pegunungan.


Meski demikian, para ahli masih bertanya-tanya, Makhluk ini sebenernye asli atau palsu. Soalnya, penggambaran si woodwose alias manusia liar ini sering banget muncul di cerita rakyat. Banyak kisah-kisah rakyat, susah dibedakan mana bagian cerita yang bener-bener terjadi, mana yang dilebih-lebihkan.

Bahkan beberapa ahli crypozoology percaya, si woodwose ini umurnya gak tua-tua banget, dan beberapa lagi dari mereka yakin kalau si woodwose itu ampe sekarang masih ada, bersembunyi di hutan-hutan.

MANUSIA LIAR ATAU ANAK YANG HILANG

Homo Ferus ini jadi beberapa, salah satunya adalah Juvenis Lupinus hessensis yang artinya anak-anak serigala, atau anak-anak liar. Ternyata bukan, bukan bayi serigala, tapi anak-anak yang sejak bayi ditinggal orang tua-nya di hutan dan akhirnya diasuh oleh serigala. Nah, serius, gak asing banget kan ceritanya? Iye! Bahkan pendiri Roma, yakni Romulus dan Remus, yakin mereka adalah anak kembar yang sejak bayi disusuin sama serigala.


Patung terkenal Romulus dan Remus disusui seekor serigala.



Ini dia gambar si Mowgli, anak serigala yang sering kita dengarkan kisahnya. The Jungle Book - Rudyard Kipling. Gambar oleh J Lockwood Kipling (1895).

Sebuah patung woodwose dalam Gereja St Mary di Woolpit, Suffolk, di mana Green Children terkenal diduga muncul berabad-abad yang lalu. (Bung E pernah membahas Green Children ini, judul: Misteri Anak-anak Hijau dari Woolpit).

PENAMPAKAN-PENAMPAKAN

Pada tahun 1934 misalnya, sekelompok pemburu melihat sesosok woodwose mengintai dibalik pepohonan di hutan dekat Uzitza di Serbia. Mereka pun tak ambil tempo langsung mengejar woodwose tersebut. Bak mendapat kedondong durian runtuh, si woodwose tersudut dan akhirnya terjatuh. Ketika para pemburu mendekati, mereka takjub dengan hasil buruan mereka, yakni, seorang pemuda manusia yang benar-benar telanjang dan agak berbulu tapi terlihat sangat normal, berumur kira-kira 15 tahun, ketakutan, dan tertutup lumpur. Si pemuda-bulu inipun diangkut dan ditaroh di desa setempat. Sungguh sayang seribu sayang, si pemuda-bulu tak dapat berbicara sedikitpun, tapi dapat menirukan suara burung-burung dan binatang-binatang hutan, doski juga bisa bergerak dan mempunyai reflek yang sangat cepat. Si pemuda-bulu juga begitu tangguh karena dapat berjalan maupun merangkak dengan kecepatan yang luar biasa. Pemuda ini pun hanya makan akar dan buah-buah hutan.

Pada masa pemerintahan Henry II (1154-1189), sesosok woodwose ditangkap di jaring oleh beberapa pelaut ketika woodwose tersebut sedang berenang di laut. Menurut keterangan yang ditulis oleh penulis sejarah dan biksu Ralph of Coggeshall di Anglicanum Chronicon nya, makhluk itu benar-benar telanjang, tapi menyerupai seorang laki-laki, dengan jenggot berlimpah dan runcing, dan dadanya sangat berbulu. Manusia liar ini pun dibawa ke kastil lokal dan dijaga siang dan malam. Doski tidak mampu berbicara, tidak menampilkan rasa hormat ketika dibawa menemui penduduk di gereja, dan lebih menyukai makan ikan mentah ketimbang yang dimasak. Pernah suatu ketika ada yang melarikan diri ke laut sekali, tapi akhirnya balik atas kemauan sendiri. Nah, waktu dia menlarikan diri ke laut untuk yang kedua kalinya, dia gak balik lagi dan gak pernah terlihat lagi seumur-umur.

Mr. Linnaeus (seorang peneliti ) ternyata punya bukti konkret keberadaan Homo Ferus-nya. Dia menyebutnya Wild Girl of Champagne (Gadis Liar dari Champagne). Dia telah dikonfirmasi untuk bertahan 10 tahun (November 1721-September 1731) di hutan daerah Champagne, Prancis, sebelum ditangkap pada usia 19. Luar biasa untuk anak-anak liar. setelah ditangkap, dia diajari membaca dan menulis, dan benar-benar direhabilitasi secara intelektual. Sedaap!

BENAR-BENAR LIAR?

Sejumlah disebut orang liar telah terbukti adalah manusia biasa, yang karena berbagai alasan--dari kemiskinan, masalah kesehatan mental, atau melarikan diri dari penganiayaan, dan keinginan sederhana untuk menyingkirkan beban kehidupan modern--telah meninggalkan kehidupan normal mereka dan keluar dari lingkungan masyarakat normal, mencari pelipur lara dan kesendirian di alam liar.

Pada musim gugur 1936, misalnya, tim peneliti yang sedang bekerja di hutan memeriksa salah satu hutan besar dekat Riga, Latvia, tiba-tiba menemukan suatu kumpulan apeman (ape: primata, monyet; man: manusia; apeman: manusia monyet?) meringkuk di dasar pohon. Ketika melihat para peneliti, apeman-apeman tadi melarikan diri dengan cepat, berayun ke cabang pohon dan memanjat ke atas dengan kecepatan yang luar biasa. Ketika ditembak oleh salah satu peneliti, si apeman menjerit dan jatuh ke atas tanah, di mana ia ditangkap oleh orang-orang, yang menemukan bahwa apeman itu ditutupi rambut dan tidak memakai pakaian. Ketika dibawa kembali ke desa dekat, makhluk itu diakui di sana sebagai buruh tani yang telah hilang bertahun-tahun sebelumnya, namun ia sekarang tidak lagi mampu berbicara atau mengerti pembicaraan, dan hanya mampu berteriak gembira saat daging atau buah ditempatkan di hadapannya.


Nebukadnezar di padang gurun. Digambar oleh William Blake

Selama Abad Pertengahan, orang gila atau tolol kadang-kadang dilepaskan ke padang gurun untuk berjuang sendiri, sehingga mereka menjadi sedikit lebih buas. Menurut Kitab Alkitab tentang Daniel, raja Babel Nebukadnezar II yang perkasa menjalani masa tujuh tahun kegilaan, selama waktu dia tinggal sendirian di alam liar, merangkak untuk makan rumput, dan memungkinkan rambut dan kuku tumbuh tak terkendali sampai ia menyerupai apeman, bukan manusia.

Sampai sekarang di Eropa, legenda tentang woodwose ini masih ada dan bahkan jadi simbol beberapa daerah. Mereka menganggap bahwa keberadaan woodwose adalah sebuah kekuatan alam, kesuburan, kelahiran kembali, dan tentang apa yang disebut the ‘noble savage’ uncorrupted by modern civilisation, perlambangan idealisme yang tidak terkorupsi oleh peradaban modern.

Sumber