Unik

3 Cara Unik Memperkuat Sinyal Ponsel


Jika saat ini Anda tinggal di perkotaan, mungkin Anda tidak akan banyak mengalami masalah mengenai sinyal handphone yang Anda terima. Namun jika suatu saat Anda harus pergi ke tempat terpencil ataupun mudik di saat lebaran, pasti Anda akan mengalami kesulitan dalam penerimaan sinyal. Maka dari itu, pada artikel kali ini akan mengulas beberapa trik untuk memperkuat sinyal handphone yang mungkin bisa Anda terapkan suatu saat nanti.

Tips dan trik yang akan diberikan ini diyakini sangat ampuh untuk memperkuat sinyal handphone walaupun hanya 1 bar saja. Tips-tips ini juga jauh lebih ampuh ketimbang Anda mengoyang-goyangkan ponsel Anda di udara karena hal tersebut sangat tidak berguna. Berikut ulasannya.

Lepaskan Kondom Handphone, Casing & Tangan Anda
Trik pertama adalah trik paling mudah yang dapat Anda coba dan tidak membutuhkan peralatan yang bermacam-macam. Jika Anda kesulitan menerima sinyal, maka hal pertama yang dapat Anda lakukan adalah dengan melepas pelindung handphone atau yang biasa disebut “kondom” di Indonesia. Jika sinyalnya masih lemah, maka lepaskan casing handphone Anda. jika masih kurang juga, maka lepaskan tangan Anda dari handphone tersebut.

Hal tersebut dapat sangat ampuh untuk meningkatkan sinyal karena bahan casing handphone terkadang dapat mengurangi penerimaan sinyal. Pelindung seperti karet juga sangat banyak memblok sinyal yang diterima oleh handphone Anda. Dan ingat, tangan Anda juga menjadi media yang cukup ampuh untuk menghalangi sinyal. Oleh karena itu, Anda harus mencari posisi memegang handphone yang tidak menghalangi sinyal tersebut.


Faktor Geografis dan Lingkungan
Jika tips pertama di atas belum bisa meningkatkan penerimaan sinyal Anda, maka Anda tidak perlu menyalahkan casing ataupun tangan Anda. pasalnya, setiap BTS memiliki jarak jangkauan tertentu untuk dapat mengirimkan sinyal. Handphone Anda akan secara otomatis tersambung ke tower BTS yang paling dekat. Namun jika jarak tower BTS itu terlalu jauh, maka Anda tidak akan mendapatkan penerimaan sinyal yang maksimal jika Anda tidak menggunakan antena tambahan.

Selain jarak ke tower BTS, keadaan lingkungan juga sangat mempengaruhi kualitas sinyal. Jika Anda tinggal di pegunungan yang memiliki banyak bukit dan lembah, pastinya Anda akan menemui masalah yang cukup serius dalam hal kualitas sinyal.

Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan yang kedua ini, cara yang dapat Anda lakukan adalah dengan mengaktifkan fitur roaming. Di Indonesia, terdapat beberapa operator yang mendukung fitur ini ketika Anda bepergian ke wilayah-wilayah yang terpencil. Dengan begitu, Anda dapat berpindah ke jaringan milik operator lain ketika operator yang Anda gunakan kesulitan untuk mendapatkan sinyal.


Menggunakan Signal Boosters dan Femtocells
Jika ternyata operator yang Anda gunakan tidak mendukung fitur roaming, maka hal terakhir yang bisa Anda lakukan adalah dengan memasang signal booster ataupun Femtocells. Signal boosters merupakan sebuah perangkat yang dapat meningkatkan sinyal yang diterima oleh sebuah handphone. Perangkat ini ada yang dibuat khusus untuk operator tertentu dan ada juga yang dibuat untuk jaringan tertentu seperti 2G, 3G, 4G LTE, dan sebagainya.

Sementara itu, Femtocell merupakan sebuah perangkat yang berfungsi layaknya sebuah miniature tower BTS. Jika Anda berada pada maksimal jarak 2500 kaki dari perangkat ini, maka Anda dapat menikmati sinyal handphone yang penuh dan kuat. Dengan kata lain, perangkat ini merupakan solusi terbaik untuk mendapatkan sinyal handphone yang terbaik

Kesimpulan
Selain ketiga macama cara di atas, masih ada beberapa cara lagi yang bisa Anda lakukan untuk mengingkatkan sinyal handphone. Cara yang paling sering dilakukan adalah dengan menambahkan kawat ataupun paper clip ke dalam komponen handphone. Namun cara tersebut tidak efisien dan berbahaya karena dapat merusak garansi handphone tersebut.

Oleh karena itu, sangat disarankan bagi Anda untuk mengikuti ketiga tips serta trik yang diberikan oleh Paseban di atas. Selain mudah untuk dilakukan, ketiga cara tersebut juga sangat aman karena tidak perlu membuka handphone Anda dan juga tidak akan menghanguskan garansi handphone yang Anda miliki saat ini. Selamat mencoba.

sumber

Misteri Mesin Waktu Saat Premiere Film Chaplin

Alat bantu dengar lawas di jaman Charlie Chaplin (Livescience.com)

Wanita yang diduga menggunakan ponsel pada 1928 ternyata menggunakan piranti lain.

Spekulasi tentang adanya mesin waktu yang tertangkap kamera pada acara premiere film Charlie Chaplin, akhirnya terpecahkan.

Perkiraan adanya mesin waktu pada rekaman video yang dibuat pada 1928 itu ternyata tidak terbukti.

Maraknya spekulasi adanya mesin waktu dipicu oleh rekaman yang mempertunjukka adanya seorang wanita yang dicurigai tengah menelepon seseorang melalui perangkat ponsel.

Wanita itu melintas di acara premiere film Charlie Chaplin “The Circus” di Manns Chinese Theatre, Hollywood, California, berjalan sembil menempelkan sesuatu pada telinganya.

Padahal pada 1928, telepon seluler belum ditemukan. Bahkan, perangkat telekomunikasi pertama ‘Walkie-Talkie’ Motorola baru dikembangkan sekitar tahun 1940-an, atau lebih dari satu dekade setelah film bisu Chaplin itu beredar.

Pembuat film asal Irlandia, George Clarke mengklaim bahwa wanita yang tertangkap basah oleh kamera adalah seorang time traveler, atau pengelana antar waktu yang menggunakan mesin waktu, yang tengah menggunakan ponsel modern.

Namun hal itu dibantah oleh seorang pakar sejarah. Kepada LiveScience, sejarawan Phillip Skroska mengatakan benda yang dikenakan wanita tersebut kemungkinan adalah sebuah alat bantu pendengaran. “Mesin pembantu pendengaran lawas memiliki bentuk yang tak musti panjang dan melingkar.”

“Alat bantu dengar di zaman itu bentuknya bisa pendek dan kompak,” kata pria yang berprofesi sebagai pengarsip pada Bernard Becker Medical Library of Washington University di St Louis itu.

Pada abad 19 alat semacam itu masih dibuat dalam jumlah yang banyak, dan terus hingga awal abad 20. “Dengan memperkirakan wanita ini berusia lebih dari 50 tahun, jadi sepertinya ia menggunakan alat bantu dengar model akhir abad 19,” kata Skroska.

Penjelasan Skroska tersebut memang tidak terlalu menarik ketimbang spekulasi awal yang muncul. Namun, setidaknya penjelasannya bisa menjadi salah satu alternatif penjelasan yang sangat masuk akal.

Rekaman menunjukkan, perempuan mengenakan jaket sedang berbicara sendiri. Tangan kirinya terangkat ke atas ke arah telinga -- seperti sedang menggunakan telepon genggam (HP).


Pemandangan seperti itu sudah jamak di masa kini. Tapi, bagaimana jika kejadiannya di tahun 1928?

Pasti yang muncul anggapan liar, mungkin saja perempuan itu penjelajah waktu (time-traveller) yang dikirimkan ke beberapa dekade ke belakang -- dan tanpa disadari jadi cameo film.

Atau ia seorang jenius, secara rahasia mengetes teknologi canggih nan rahasia untuk pemerintah -- namun tertangkap kamera di waktu yang salah.

Apapun penjelasannya, rekaman promosi film bintang tenar, Charlie Chaplin pada tahun 1928 menunjukkan seorang perempuan seperti menggunakan telepon genggam.

Adegan membingungkan ini terekam dalam bagian tambahan Film 'Chaplins Charlie The Circus' yang dipertunjukkan pada publik di Manns Chinese Theatre di Hollywood.

Adalah pembuat film, George Clark yang menemukan rekaman tersebut. Potongan rekaman itu lalu diunggah ke Youtube.

Dia telah menunjukkan rekaman ini ke lebih dari 100 orang, dan tak ada satupun bisa memberikan penjelasan pasti.


Beberapa penonton berpendapat, ini adalah tanda-tanda schizophrenia -- perempuan itu menutup wajahnya dan berbicara pada dirinya sendiri.

Ada lagi yang mengira, ini bisa dijelaskan secara sederhana, perempuan itu menutupi wajahnya agar tak tersorot kamera dan berkata sesuatu.

Bahkan, golongan skeptis menuduh itu sengaja dibuat oleh Clark agar film barunya populer.

Apa kata Clark?

"Teori saya, dan banyak orang lainnya, sederhana -- seorang penjelajah waktu sedang bicara di telepon genggam. Lihat videonya dan masukkan komentar Anda," kata dia dalam postingan Youtube.

Untuk diketahui, perangkat pertama yang dapat disamakan dengan telepon selular adalah 'Walkie-Talkie' Motorola yang dikembangkan tahun 1940-an -- lebih dari satu dekade setelah film bisu Chaplin.

Ukurannya, sebesar lengan pria dewasa.

Sementara telepon portabel, atau telepon selular belum muncul sampai akhir tahun 1980-an. Ukuran ponsel generasi awal terlalu besar untuk disembunyikan di telapak tangan

Sumber

Mobil Terkecil di Dunia Hidup Lagi

detail berita
Kendaraan yang pernah menjadi mobil terkecil sedunia, Peel P50, mendapatkan banyak popularitas setelah tampil dan dikemudikan oleh jurnalis automotif kawakan, Jeremy Clarkson. Saat itu Clarkson mengelilingi kantor BBC dan disiarkan acara televisi Top Gear.

Pada tahun 1960-an Peel 50 diproduksi di kepulauan Man yang masih di bawah kekuasaan kerajaan Inggris. Namun kejayaannya sebagai mobil terkecil di dunia telah habis dan digantikan dengan serbuan mobil kecil (kei car) asal Jepang.

Sekarang bagi siapa saja yang menginginkan mobil ini bisa mendapatkan replikanya dengan harga USD26 ribu atau sekitar Rp255 juta. Harganya memang sangat mahal, tapi P50 lebih modern dan diproduksi oleh pabrikan Inggris, Modern Microcars.

Menggunakan mesin empat langkah milik Honda, dan pembaruan pada kelistrikan serta mekanikal telah diberikan untuk meningkatkan kemampuan ketika menghadapi kondisi jalan era modern. Penggerak menggunakan rantai konvensional dan kopling layaknya sepeda motor.

Penggunaan mesin tersebut jelas menjadikan emisi gas buang lebih minim serta lebih efisien dalam penggunaan bahan bakar, P50 lawas menggunakan mesin dua tak. P50 modern ini bisa jadi adalah salah satu cara termurah berkendara dalam guyuran hujan, sebagai tambahan diberikan kapasitas kargo tambahan yang diderek di belakang.

Berikut penampakan lainnya:
 


Sumber

Perjalanan Sejarah Pembangunan Tugu Monas

Bagi warga negara Indonesia dan warga Jakarta khususnya, Monumen Nasional yang lazim disebut Tugu Monas sudah tidak asing lagi. Berada tepat di jantung ibukota negara dan pemerintahan Republik Indonesia, Tugu Monas menjulang tinggi mengalahkan kemegahan bangunan-bangunan di sekelilingnya.

Menurut sejarahnya, bangunan setinggi 128,70 meter ini dibangun pada era Presiden Sukarno, tepatnya tahun 1961. Awalnya, sayembara digelar oleh Sukarno untuk mencari lambing yang paling bagus sebagai ikon ibukota negara. Sang Presiden akhirnya jatuh hati pada konsep Obelisk yang dirancang oleh Friederich Silaban. Namun saat pembangunannya, Sukarno merasa kurang sreg dan kemudian menggantinya dengan arsitek Jawa bernama Raden Mas Soedarsono. Sukarno yang seorang insinyur mendiktekan gagasannya kepada Soedarsono hingga jadilah Tugu Monas seperti yang dapat kita saksikan saat ini.



Proyek mercusuar pembangunan Monumen Nasional tersebut sesungguhnya dilakukan saat kondisi keuangan negara dalam masa kritis yang sangat hebat. Pada saat itu, Sukarno juga tengah mengerjakan proyek lainnya yang mungkin dianggap lebih ‘mulia’, yakni pembangunan Masjid Istiqlal, masjid terbesar se-Asia Tenggara. Dihadapkan pada pilihan sulit, akhirnya Sukarno lebih memilih merampungkan proyek Tugu Monas daripada rumah Tuhan tadi. Uniknya, kedua proyek besar tersebut selesai saat Presiden Sukarno sudah tidak berkuasa lagi pasca pemberontakan G 30 S PKI.

1. Ukuran dan Isi Monas
Monas dibangun setinggi 132 meter dan berbentuk lingga yoni. Seluruh bangunan ini dilapisi oleh marmer.

2. Lidah Api
Di bagian puncak terdapat cawan yang di atasnya terdapat lidah api dari perunggu yang tingginya 17 meter dan diameter 6 meter dengan berat 14,5 ton. Lidah api ini dilapisi emas seberat 45 kg. Lidah api Monas terdiri atas 77 bagian yang disatukan.

3. Pelataran Puncak
Pelataran puncak luasnya 11x11 m. Untuk mencapai pelataran puncak, pengunjung bisa menggunakan lift dengan lama perjalanan sekitar 3 menit. Di sekeliling lift terdapat tangga darurat. Dari pelataran puncak Monas, pengunjung bisa melihat gedung-gedung pencakar langit di kota Jakarta. Bahkan jika udara cerah, pengunjung dapat melihat Gunung Salak di Jawa Barat maupun Laut Jawa dengan Kepulauan Seribu.

4. Pelataran Bawah
Pelataran bawah luasnya 45x45 m. Tinggi dari dasar Monas ke pelataran bawah yaitu 17 meter. Di bagian ini pengunjung dapat melihat Taman Monas yang merupakan hutan kota yang indah.


5. Museum Sejarah Perjuangan Nasional
Di bagian bawah Monas terdapat sebuah ruangan yang luas yaitu Museum Nasional. Tingginya yaitu 8 meter. Museum ini menampilkan sejarah perjuangan Bangsa Indonesia. Luas dari museum ini adalah 80x80 m. Pada keempat sisi museum terdapat 12 diorama (jendela peragaan) yang menampilkan sejarah Indonesia dari jaman kerajaan-kerajaan nenek moyang Bangsa Indonesia hingga G30S PKI.
Sukarno yang terkenal flamboyan saat itu lebih memilih Monas karena merupakan simbol phallus raksasa. Tidak aneh jika simbol ibukota negaranya adalah simbol kejantanan seorang pria (phallus).

Sukarno adalah seorang visioner yang tidak tanggung-tanggung dan berpandangan jauh ke depan. Dia tidak membiarkan pembangunan phallus/lingga sendirian. Saat bersamaan, dia juga memerintahkan pembangunan ‘pasangannya’, yakni Yoni sebagai simbol perempuan, tepat di atas Monas. Jadilah Monas seperti yang terlihat sekarang, sebuah bangunan lambing penyatuan Lingga dan Yoni, simbol laki-laki dan perempuan.


Menurut penuturan Dan Brown dalam novel fenomenalnya, penyatuan Lingga dan Yoni merupakan ritus purba seksual, Persetubuhan Suci (The Sacred Sextum). Ini adalah ritual tertinggi bagi kelompok-kelompok penganut Luciferian (penyembah setan) seperti halnya Ksatria Templar dan Freemasonry.

Monas adalah The Sacred Sextum!


Tugu Monas hanyalah salah satu dari obelisk-obelisk lain yang tersebar di pusat-pusat kota seluruh dunia. Obelisk tertua berasal dari kebudayaan Mesir Kuno, simbol menjulang menuju dewa tertinggi bangsa pagan purba (dan modern). Selain Kairo dan Jakarta, obelisk asli Mesir dapat kita saksikan di ibukota penguasa dunia saat ini, Washington DC Amerika Serikat. Lokasinya tepat di depan Capitol Hill tempat presiden-presiden Amerika terpilih mengucapkan sumpahnya secara turun-temurun. Obelisk atau phallus juga bisa kita jumpai tepat di tengah lapangan Basilika Santo Petrus, Vatican City, negara tempat pemimpin umat Katholik Roma sejagat raya. Phallus modern juga dapat berupa obelisk baja yang menjulang di tengah-tengah ibukota Perancis, Paris berupa Menara Eiffel.

Obelisk adalah simbol kejantanan, kekuatan, dan kekuasaan!

Jika kita cermati bersama, keberadaan Tugu Monas di jantung ibukota negara Republik Indonesia adalah sebuah ejekan tak kentara terhadap sila pertama Pancasila. Monas adalah lambang Persetubuhan Suci yang dilakukan tanpa malu-malu di sekeliling rumah Tuhan. Dia mengejek Gereja Imanuel, dia mengejek Gereja Katedral, dan dia juga mengejek Masjid Istiqlal. Terhadap rumah Tuhan-rumah Tuhan yang mengelilinginya, Monas seakan mencibir, “Lihatlah aku, aku lebih tinggi dan lebih megah ketimbang kalian, dan yang pasti pengikutku lebih banyak dari penghuni kalian, hahahaha..”

Dan memang ada benarnya, Monas adalah simbol dari tabiat bangsa ini dari waktu ke waktu yang semakin tidak memiliki rasa malu. Di bawah naungannya, di antara rindangnya pepohonan dan rimbunnya semak-semak di sekitarnya, tidak siang tidak malam, banyak manusia yang melakukan ritus purba seperti yang ditunjukkan penyatuan Lingga dan Yoni, Monas. Kebanyakan pelakunya adalah muda-mudi yang tidak tahu diri dan tidak memiliki harga diri lagi.

Quote:
Dan, rahasia Tugu Monas yang barangkali tidak dapat kita rasakan hingga saat ini adalah bentuk piramida silang Monas jika dilihat dari udara.
Sebelum adanya aplikasi Google Earth, tak banyak manusia yang dapat menyaksikan simbol pagan masyarakat purba (dan modern) dengan seksama seperti saat ini. Sebagai perbandingan, arahkan kursor peta Google Earth tepat di atas Piramida Giza di Kairo, Mesir. Kemudian alihkan kursor ke kota Jakarta tepat di atas komplek Tugu Monas. Jika silang Monas yang tampak dari atas tersebut kita anggap sebagai sisi-sisi piramida dan Tugu Monas yang berada tepat di tengahnya sebagai puncak piramida, terlihat ada kesamaan bentuk dan konsep antara Piramida Giza di Mesir dan ‘Piramida Monas’di Indonesia.

Sumber

Mobil-mobil Paling Lambat di Dunia

Di era yang modern ini, hampir semua perusahaan otomotif berlomba membuat karya sebuah mobil teririt. Tidak hanya itu, mereka juga mencoba mengklaim mobil buatannya merupakan yang tercepat di dunia.

Namun tahukah Anda, jauh sebelum teknologi yang semakin berkembang seperti saat ini, para pembuat mobil hanya memproduksi mobil dengan kecepatan layaknya mesin pemotong rumput.

Bahkan media online otomotif Carbuzz, Senin 1 Juli 2013, merangkum beberapa mobil paling lambat di dunia yang pernah dibuat dalam kurun waktu 60 tahun terakhir.

Dari sekian banyak mobil yang saat itu beredar, terdapat sebuah mobil paling lambat di dunia, seperti Peugeot 106, yang hanya mampu berlari 38 mph (61 km/jam).

Selain itu ada juga The Peel P50. Micro car roda tiga yang diproduksi pada tahun 1962 dan 1965 oleh Perusahaan Peel Engineering di Isle of Man.

Mobil ini bergerak sangat lambat layaknya kura-kura. Dengan kecepatan penuh, mobil ini sanggup berlari hanya mencapai 30 mph (48 km/jam).

Tak heran kalau The Peel P50 dinobatkan sebagai salah satu mobil terlambat yang pernah ada.

Berikut foto-foto mobil terlambat di dunia menurut Carbuzz;
Mobil terlambat di dunia versi Carbuzz
Mobil terlambat di dunia versi Carbuzz
Mobil terlambat di dunia versi Carbuzz
Mobil terlambat di dunia versi Carbuzz
Mobil terlambat di dunia versi Carbuzz