Tujuan utama sebenarnya mengejar sunset di candi Ratu Baka, sayangnya ketika sampai di lokasi, tiket masuk sudah keburu ditutup. Satpam dan petugas parkir juga sudah menolak karena waktu sudah jam setengah 6 sore.
Untuk mengobati rasa kecewa karena sudah jauh datang, akhirnya tujuan terpaksa dialihkan ke candi ijo, yang letaknya hanya sekitar 6 km dari lokasi candi ratu baka ini.
Berdasarkan banyak ulasan, kawasan candi Ratu Baka memang merupakan spot photo candi dengan latar sunset terbaik yang ada di Yogya, namun dari beberapa ulasan juga menyebutkan jika candi ijo juga tidak kalah menarik sebagai tempat berburu sunset.
Dibandingkan akses jalan ke Ratu Baka, akses jalan menuju ke candi ijo ini sedikit lebih menantang. Selain lebar jalan yang lebih sempit, juga medan menuju ke lokasi sedikit lebih sulit.
Terdapat beberapa tanjakan yang cukup curam, meskipun tidak terlalu ekstrim. Namun setidaknya pengendara harus lebih waspada untuk melewati area ini.
Papan informasi petunjuk lokasi terdapat di mana-mana di sepanjang jalan menuju ke kawasan candi ijo ini. Jadi pengunjung dipastikan tidak mudah tersesat. Selain itu, kawasan candi ijo juga sejalur dengan area wisata tebing breksi yang baru-baru ini sedang hits.
Ketika memasuki area lokasi candi, sudah terlihat banyak sekali pengunjung, bisa jadi mungkin karena saat kami berkunjung adalah hari libur dan bertepatan dengan tahun baru. Namun yang jelas, hampir semua pengunjung di sore itu adalah para pemburu sunset.
Banyak pengunjung yang sudah menyiapkan kamera dari berbagai macam tipe. Dari sekedar memakai kamera hp sampai dengan DLSR. Semua pengunjung sepertinya sudah siap dan sibuk mencari posisi terbaiknya untuk mengabadikan sunset di sore itu.
Candi ijo merupakan candi yang memiliki letak tertinggi di propinsi DIY. Tepatnya adalah 420 dpl. Disebut candi Ijo karena terletak di atas gumuk (bukit) ijo (hijau). Berdasarkan prasasti yg ditemukan, candi ijo dibuat pada abad 10-11 Masehi. Yaitu tepatnya pada masa kerajaan Medang/Mdang atau yang lebih dikenal sebagai Mataram Hindu/Mataram Kuno.
Candi ijo merupakan candi Hindu yang memiliki desain berundak. Seperti yang Kami lihat, masih terserak banyak bebatuan yang mungkin saja adalah sisa-sisa bagian candi yang belum bisa dipugar. Sedangkan pada bagian undakan paling atas terdiri atas 4 bangunan candi. 1 Candi utama/induk yang menghadap ke barat dan 3 candi kecil yang menghadap ke timur.
Pemandangan dari atas area bangunan candi ini bisa terlihat lansksap kota yogyakarta. Dan yang paling jelas adalah landasan pacu bandara Adisucipto. Berdasarkan informasi, Candi ijo adalah salah satu alasan mengapa bandara adisucipto tidak bisa diperluas ke arah timur.
Menikmati sunset dari atas gumuk ijo di area candi ijo ini memang tidak mengecewakan. Cukup mengobati kekecewaan Kami karena gagal masuk ke candi Ratu Baka. Dari sini. Kami bisa memuaskan mengambil photo sunset yang ternyata cukup bagus pemandangannya.
Tiket parkir kendaraan roda 4 adalah 5ribu rupiah. Sedangkan tiket masuknya 5ribu rupiah per orang. Area parkir terhitung cukup luas, meskipun terletak di sisi jurang, namun ada beberapa lokasi parkir yg tersedia. Petugas parkir juga cukup sigap.
Area wisata ini terhitung relatif bersih dan tertib. Di luar area candi agak naik, terdapat mushola yg cukup luas dan bersih.
Tempat wisata ini cukup recommended dijadikan tujuan wisata hunting sunset ataupun wisata sejarah, selain juga tidak perlu biaya mahal.