10 Manfaat Hebat Puasa di Bulan Ramadhan
Berikut ini adalah 10 manfaat Hebat Puasa di bulan Ramadhan:
- Saat berpuasa ternyata terjadi
peningkatan HDL and apoprotein alfa1, dan penurunan LDL ternyata sangat
bermanfaat bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah. Beberapa the
penelitian “chronobiological” menunjukkan saat puasa ramadan berpengaruh
terhadap ritme penurunan distribusi sirkadian dari suhu tubuh, hormon
kortisol, melatonin dan glisemia. Berbagai perubahan yang meskipun
ringan tersebut tampaknya juga berperanan bagi peningkatan kesehatan
manusia.
- Keadaan psikologis yang tenang,
teduh dan tidak dipenuhi rasa amarah saat puasa ternyata dapat
menurunkan adrenalin. Saat marah terjadi peningkatan jumlah adrenalin
sebesar 20-30 kali lipat. Adrenalin akan memperkecil kontraksi otot
empedu, menyempitkan pembuluh darah perifer, meluaskan pebuluh darah
koroner, meningkatkan tekanan darah rterial dan menambah volume darah ke
jantung dan jumlah detak jantung. Adrenalin juga menambah pembentukan
kolesterol dari lemak protein berkepadatan rendah. Berbagai hal tersebut
ternyata dapat meningkatkan resiko penyakit pembuluh darah, jantung dan
otak seperti jantung koroner, stroke dan lainnya.
- Jumlah sel yang mati dalam tubuh
mencapai 125 juta perdetik, namun yang lahir dan meremaja lebih banyak
lagi. Saat puasa terjdi perubahan dan konversi yang massif dalam asam
amino yang terakumulasi dari makanan. Sebelum didistribusikan dalam
tubuh terjadi format ulang. Sehingga memberikan kesempatan tunas baru
sel untuk memperbaiki dan merestorasi fungsi dan kinerjanya. Pola makan
saat puasa dapat mensuplai asam lemak dan asam amino penting saat makan
sahur dan berbuka. Sehingga terbentuk tunas-tunas protein , lemak,
fosfat, kolesterol dan lainnya untuk membangun sel baru dan membersihkan
sel lemak yang menggumpal di dalam hati.
- Puasa bisa menurunkan kadar gula
darah, kolesterol dan mengendalikan tekanan darah. Itulah sebabnya,
puasa sangat dianjurkan bagi perawatan mereka yang menderita penyakit
diabetes, kolesterol tinggi, kegemukan dan darah tinggi. Dalam kondisi
tertentu, seorang pasien bahkan dibolehkan berpuasa, kecuali mereka yang
menderita sakit diabetes yang sudah parah, jantung koroner dan batu
ginjal. Puasa dapat menjaga perut yang penuh disebabkan banyak makan
adalah penyebab utama kepada bermacam-macam penyakit khususnya obesitas,
hiperkolesterol, diabetes dan penyakit yang diakibatkan kelebihan
nutrisi lainnya.
- Sedang di antara manfaat puasa
ditinjau dari segi kesehatan adalah membersihkan usus-usus, memperbaiki
kerja pencernaan, membersihkan tubuh dari sisa-sisa dan endapan makanan,
mengurangi kegemukan dan kelebihan lemak di perut.
- Termasuk manfaat puasa adalah
mematahkan nafsu. Karena berlebihan, balk dalam makan maupun minum serta
menggauli isteri, bisa mendorong nafsu berbuat kejahatan, enggan
mensyukuri nikmat serta mengakibatkan kelengahan.
- Penghentian konsumsi air selama
puasa sangat efektif meningkatkan konsentrasi urin dalam ginjal serta
meningkatkan kekuatan osmosis urin hingga mencapai 1000 sampai 12.000 ml
osmosis/kg air. Dalam keadaan tertentu hal ini akan member perlindungan
terhadap fungsi ginjal. Kekurangan air dalam puasa ternyata dapat
meminimalkan volume air dalam darah. Kondisi ini berakibat memacu
kinerja mekanisme local pengatur pembuluh darah dan menambah
prostaglandin yang pada akhirnya memacu fungsi dan kerja sel darah
merah.
- Dalam keadaan puasa ternyata dapat
meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Penelitian menunjukkan saat puasa
terjadi pengkatan limfosit hingga sepuluh kali lipat. Kendati
keseluruhan sel darah putih tidak berubah ternyata sel T mengalani
kenaikkan pesat. Perubahan aksidental lipoprotein yang berkepadatan
rendah (LDL), tanpa diikuti penambahan HDL. LDL merupakan model
lipoprotein yang meberika pengaruh stumulatif bagi respon imunitas
tubuh.
- Pada pelitian terbaru menunjukkan
bahwa terjadi penurunan kadar apobetta, menaikkan kadar apoalfa1
dibandingkan sebelum puasa. Kondisi tersebut dapat menjauhkan seragan
penyakit jantung dan pembuluh darah.
- Penelitian endokrinologi menunjukkan
bahwa pola makan saat puasa yang bersifat rotatif menjadi beban dalam
asimilasi makanan di dalam tubuh. Keadaan ini mengakibatkan pengeluaran
hormon sistem pencernaan dan insulin dalam jumlah besar. Penurunan
berbagai hormon tersebut merupakan salah satu rahasia hidup jangka
panjang.
sumber
Ilmiah