21 Juli lalu, dipamerkan benda kemiliteran kuno Tiongkok yang sangat
langka, dari benda-benda yang tak ternilai tersebut dipamerkan, ada
pedang milik Gou Jian (baca: kou cien), Raja Yue (sekitar 500 tahun SM),
buku kuno ilmu kemiliteran Sun Zi (baca: suen ce, di Indonesia terkenal
dengan Sun Tzu) berasal dari makam dinasti Han di gunung Yin Que (baca:
yinjue) dan lain sebagainya.
Diantaranya juga terdapat pedang raja Yue, Gou Jian dan cucu Gou Jian.
Pedang yang pernah dipergunakan oleh buyutnya serta pedang dari putera
mahkota Wu. Empat pedang tersohor ini untuk kali pertama dipamerkan
secara bersamaan di depan umum, sebuah kejadian langka di dalam sejarah.
Pekerja dengan sangat hati-hati menempatkan pedang Gou Jian dari Raja
Yue yang didatangkan dari propinsi Hubei ke Beijing, ke dalam kotak
pajangan khusus. Meski telah melewati usia yang begitu panjang masih
saja tajam tak tertandingi.
Pedang Gou Jian tajamnya dapat membuat “rambut lewat, terputus” milik sang raja Yue membuat orang terkagum-kagum.
Menurut cerita pekerja, pedang Gou Jian sesudah digali keluar dan di
dalam sebuah eksperimen, mata pedang (blade) dalam satu kali tebas
dengan mudah memotong 26 lembar tumpuk kertas.
“Sungguh-sungguh telah dicoba oleh seorang pekerja yang mengambil
sehelai rambutnya dan dilepas secara alami ke atas mata pedang, rambut
tersebut langsung terpotong jadi 2.”
Pedang Gou Jian milik Raja Yue memiliki panjang 55.6 cm dan lebar 4,6
cm. Pada 1965 ditemukan di gunung Jiang Ling propinsi Hubei. Pada badan
pedang terdapat tekstur berbentuk rhombis, berpola blue inlay berglasur
dan terdapat permata turquoise (biru hijau).
Ketika digali tertancap di dalam sarung bercat transparan dan di bagian
lehernya terlilit tali sutera. Di dekat pegangannya tertera “Pedang
pribadi Gou Jian – Raja Yue”. Pedang tersebut berasal dari makam
(dinasti) Chu, diletakkan di sebelah kiri kerangka jenazah, sebagai
pedang pribadi.
Pedang Gou Jian dewasa ini adalah pusaka milik museum propinsi Hubei.
Kepala museum propinsi Hubei, Wang Hongxing berkata, “Hingga sekarang,
pedang ini masih saja diselimuti banyak misteri, misalnya tentang asal
usulnya, teknik pembuatannya dan lain sebagainya.”
Selain kehadiran keempat pedang ternama tersebut, ada lagi yang boleh
dibilang adalah “Pistol otomatis” zaman kuno, yakni busur mekanik
otomatis dari zaman Zhan Guo (403 – 221 SM).
Wang Hongxing menyatakan, petugas arkeologi membuat turunannya sesuai
dengan busur aslinya dan bisa dibidikkan sejauh 20 hingga 30 langkah,
sekali isi bisa dipasang dan ditembakkan 2 batang anak panah mekanik,
ini di zaman kuno nyaris bagaikan “pistol otomatis”.
Selain itu, di dalam pameran kali ini juga kali pertama ditunjukkan 20
potong serpihan buku (kala itu buku belum dibuat dari kertas, melainkan
dari lempengan bambu) ilmu kemiliteran Sun Zi dari makam Han di gunung
Yin Que.
Sisa serpihan ilmu kemiliteran hasil karya Sun Zi yang masih eksis dan
tertua ini sangat berharga, setiap serpihan masing-masing diletakkan di
dalam sebuah tabung kaca transparan, sekitarnya diisi penuh dengan
cairan pelindung transparan, para penonton melalui kaca masih bisa
membaca aksara berwarna hitam di atas serpihan tersebut.
sumber
Kategori
Ads
Most View
-
Wisatawan mancanegara sepertinya lebih tahu pantai-pantai tersembunyi di Bali, dari pada wisatawan domestik yang lebih suka menyemut d...
-
Monas, Taman Mini Indonesia Indah, dan Bundaran Hotel Indonesia adalah sebagian destinasi di Jakarta yang ramai dikunjungi turis. Tapi ta...
-
Ilmuwan Inggris telah menemukan kembali puluhan fosil milik penemu teori evolusi, Charles Darwin. Fosil itu dikumpulkan Darwin dan rekan-rek...
-
Selama 2009 ditemukan 166 kasus HIV/AIDS di Jombang. Dari jumlah itu 122 meninggal dunia. Tren kenaikan penderita HIV sekarang justru ditemu...
-
1. Naruto Berdasarkan manga oleh Masashi Kishimoto, Naruto adalah kisah tentang seorang ninja muda, termotivasi untuk belajar dan me...