Pantai Kundur Desa Kundur, Kecamatan Kundur Barat ini memiliki potensi
untuk pengembangan objek wisata alam. Salah satu daya tarik Pantai
Kundur untuk dikunjungi adalah keberadaan batu kemaluan. Disebut batu
kemaluan sebab bentuknya yang menyerupai alat kelamin laki-laki.
Letaknya di tepi pantai Kundur, berdiri kokoh seolah melambangkan kekekaran kaum lelaki masa lalu. Konon batu ini berasal dari sumpahan para leluhur kepada salah seorang lelaki yang melakukan perbuatan tercela yang sangat dilarang pada saat itu.
Tidak jauh dari batu kelamin lelaki tersebut, masih ada batu lainnya yang berbentuk kelamin wanita. Hanya saja saat ini bentuknya sudah tidak utuh lagi akibat hempasan ombak dan kikisan air serta ulah tangan-tangan jahil.
R Kadra, salah seorang penduduk sekitar pantai Kundur kepada Sijori Mandiri menuturkan, sampai saat ini masih ada larangan-larangan tertentu yang dipercaya masyarakat setempat berkaitan dengan batu kelamin tersebut.
Diantara larangan tersebut adalah berbicara kotor saat berada di wilayah pantai tersebut. Jika larangan dilanggar, maka akan ada kejadian aneh yang menimpa pada orang yang sengaja berbicara kotor. Misalnya dengan tiba-tiba pingsan tidak sadarkan diri.
"Batu kemaluan ini sebenarnya merupakan objek wisata alam yang sangat baik untuk dikembangkan. Namun sampai saat ini belum beguti dikenal oleh masyarakat Pulau Kundur, sebab tidak pernah dipromosikan dan sebar lauskan keberadaannya. Padahal letaknya pun tidak terlalu jauh dari jalan besar Prayun atau Selat Beliah," ujar Kadra, Selasa (31/8).
Kadra mengisahkan, konon batu itu muncul akibat sumpahan dari sang leluhur kepada salah seorang pasangan yang sedang bercinta dan melakukan perbuatan tercela di pantai tersebut. Hingga sekarang motos tersebut masih diyakini masyarakat di sana bahwa ada semacam larangan untuk tidak berbuat keji dan berbicara kotor di sekitar pantai itu.
"Jika hal itu dilakukan dengan sengaja, maka biasanya akan menimbulkan pengaruh secara tiba-tiba, misalnya kesurupan atau pingsan mendadak," kata Kadra menjelaskan .
Letak pantai Kundur sebenarnya tidak terlalu jauh dari pusat-pusat keramaian, misalnya dari Pelabuhan Selat Beliah. Hanya berjarak sekitar 10 KM melalaui jalan utama. Sedangkan jika melalui jalan alternatif di Teluk Dalam, hanya berjarak sekitar 4 KM dari Selat Beliah.
Selain itu alat transportasi tersedia setiap waktu seperti angkot dan ojek. Jika dari Tanjungbatu menggunakan angkot atau ojek jarak tempuh hanya sekitar 45 menit sampai 1 jam. Letak batu tepat di tengah pantai yang berpasir dan di sekilingnya masih banyak ditumbuhi pepohonan besar. Ada beberapa bagian pinggir pantai yang dijadikan tempat pendaratan para nelayan. Perahu nelayan pun banyak berjajar di sepanjang pantai tersebut.
"Sebenarnya pantai Kundur ini memiliki daya tarik yang cukup bagus untuk dijadikan daerah wisata alam. Bebatuan alam yang ada di situ besar-besar dan berdiri kokoh. Ada beberapa macam nama batu di wilayah tersebut, diantaranya batu kemaluan, batu kapal, batu kursi, batu gajah dan lain-lainnya. Tempat ini sangat cocok untuk dijadikan tempat peristirahatan sambil menikmati keindahan alam, ditambah lagi jika kita membawa bekal makanan paling enak untuk dinikmati di pantai tersebut bersama keluarga," terangnya.
Untuk itu tambah Kadra, ia dan warga setempat akan melakukan upaya-upaya untuk memperkenalkan objek wisata ini kepada masyarakat luas. Ada beberapa keunggulan di pantai ini misalnya jarak dari jalan besar tidak terlalu jauh, dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan roda dua serta adanya aktifitas nelayan Desa Kundur di pantai tersebut menambah daya tarik bagi pengunjung.
Letaknya di tepi pantai Kundur, berdiri kokoh seolah melambangkan kekekaran kaum lelaki masa lalu. Konon batu ini berasal dari sumpahan para leluhur kepada salah seorang lelaki yang melakukan perbuatan tercela yang sangat dilarang pada saat itu.
Tidak jauh dari batu kelamin lelaki tersebut, masih ada batu lainnya yang berbentuk kelamin wanita. Hanya saja saat ini bentuknya sudah tidak utuh lagi akibat hempasan ombak dan kikisan air serta ulah tangan-tangan jahil.
R Kadra, salah seorang penduduk sekitar pantai Kundur kepada Sijori Mandiri menuturkan, sampai saat ini masih ada larangan-larangan tertentu yang dipercaya masyarakat setempat berkaitan dengan batu kelamin tersebut.
Diantara larangan tersebut adalah berbicara kotor saat berada di wilayah pantai tersebut. Jika larangan dilanggar, maka akan ada kejadian aneh yang menimpa pada orang yang sengaja berbicara kotor. Misalnya dengan tiba-tiba pingsan tidak sadarkan diri.
"Batu kemaluan ini sebenarnya merupakan objek wisata alam yang sangat baik untuk dikembangkan. Namun sampai saat ini belum beguti dikenal oleh masyarakat Pulau Kundur, sebab tidak pernah dipromosikan dan sebar lauskan keberadaannya. Padahal letaknya pun tidak terlalu jauh dari jalan besar Prayun atau Selat Beliah," ujar Kadra, Selasa (31/8).
Kadra mengisahkan, konon batu itu muncul akibat sumpahan dari sang leluhur kepada salah seorang pasangan yang sedang bercinta dan melakukan perbuatan tercela di pantai tersebut. Hingga sekarang motos tersebut masih diyakini masyarakat di sana bahwa ada semacam larangan untuk tidak berbuat keji dan berbicara kotor di sekitar pantai itu.
"Jika hal itu dilakukan dengan sengaja, maka biasanya akan menimbulkan pengaruh secara tiba-tiba, misalnya kesurupan atau pingsan mendadak," kata Kadra menjelaskan .
Letak pantai Kundur sebenarnya tidak terlalu jauh dari pusat-pusat keramaian, misalnya dari Pelabuhan Selat Beliah. Hanya berjarak sekitar 10 KM melalaui jalan utama. Sedangkan jika melalui jalan alternatif di Teluk Dalam, hanya berjarak sekitar 4 KM dari Selat Beliah.
Selain itu alat transportasi tersedia setiap waktu seperti angkot dan ojek. Jika dari Tanjungbatu menggunakan angkot atau ojek jarak tempuh hanya sekitar 45 menit sampai 1 jam. Letak batu tepat di tengah pantai yang berpasir dan di sekilingnya masih banyak ditumbuhi pepohonan besar. Ada beberapa bagian pinggir pantai yang dijadikan tempat pendaratan para nelayan. Perahu nelayan pun banyak berjajar di sepanjang pantai tersebut.
"Sebenarnya pantai Kundur ini memiliki daya tarik yang cukup bagus untuk dijadikan daerah wisata alam. Bebatuan alam yang ada di situ besar-besar dan berdiri kokoh. Ada beberapa macam nama batu di wilayah tersebut, diantaranya batu kemaluan, batu kapal, batu kursi, batu gajah dan lain-lainnya. Tempat ini sangat cocok untuk dijadikan tempat peristirahatan sambil menikmati keindahan alam, ditambah lagi jika kita membawa bekal makanan paling enak untuk dinikmati di pantai tersebut bersama keluarga," terangnya.
Untuk itu tambah Kadra, ia dan warga setempat akan melakukan upaya-upaya untuk memperkenalkan objek wisata ini kepada masyarakat luas. Ada beberapa keunggulan di pantai ini misalnya jarak dari jalan besar tidak terlalu jauh, dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan roda dua serta adanya aktifitas nelayan Desa Kundur di pantai tersebut menambah daya tarik bagi pengunjung.