Unik

Para Pembohong Paling Sering Pake SMS

Hasil riset yang baru dikeluarkan peneliti dari Universitas British Columbia dari Kanada mungkin bukan kabar baru bagi para pembohong. Penelitian ini menemukan bahwa kebohongan paling mudah dikeluarkan via pesan pendek (SMS).

Dikutip dari Mashable, Kamis, 22 Desember 2011, peneliti menerangkan teorinya, mudahnya berbohong melalui SMS karena yang dilihat oleh penerima hanyalah layar dengan deretan huruf dan ini kurang manusiawi dalam berkomunikasi. Percakapan lewat SMS juga mengurangi besarnya emosi yang harus dikuras pembicara dibandingkan berkomunikasi secara langsung.

Sementara, jika kita dapat melihat wajah lawan bicara, kebohongan makin sulit dilakukan. Alasannya, lawan bicara bisa langsung menilai tingkah laku, pandangan mata, dan faktor lain yang ditunjukkan pembicara.

"Kami memang telah memperkirakan hasil dari pesan teks ini, namun kami cukup kaget bahwa kejujuran paling banyak ditemui lewat interaksi melalui video call," ujar Ronald Cenfetelli, penggagas studi ini, yang juga merupakan profesor di Universitas British Columbia.

Ia berasumsi bahwa percakapan via video membangkitkan kesan bahwa responden sedang diawasi sehingga mereka terdorong untuk lebih jujur.

Meski kebohongan lewat SMS lebih mudah dilakukan, risiko bila ketahuan ternyata paling besar. Penerima SMS bohong merasa paling marah bila ditipu melalui SMS ketimbang cara lainnya.

"Orang masih merasa marah dan kecewa bila dibohongi melalui komunikasi tatap muka, namun mereka akan lebih marah lagi bila dibohongi lewat cara berkomunikasi yang lebih mudah," ujar Cenfetelli menambahkan.

Dalam penelitian tersebut, Cenfetelli melibatkan 170 siswa. Mereka diminta bersandiwara dengan berperan sebagai pembeli dan lainnya menjadi pialang saham. Para siswa menggunakan empat cara komunikasi, yaitu melalui SMS, video chat, video call, dan tatap muka secara langsung.

Peneliti menjanjikan imbalan yang lebih tinggi bila lebih banyak saham yang terjual kepada para pialang. Sementara imbalan pembeli tergantung pada nilai saham. Para pialang kemudian memberi informasi kepada para periset bahwa nilai saham dapat dicurangi sehingga pialang dapat diuntungkan karena saham yang dibeli makin banyak. Sedangkan pembeli saham dirugikan karena nilai saham turun.

Sehari setelah riset, pembeli saham diberi tahu bahwa mereka telah dicurangi dan peneliti memeriksa apakah para pialang saham telah berbohong kepada mereka. Ternyata kebohongan paling sering dilakukan via pesan pendek dan paling jarang melalui video call. Kebohongan terjadi 95 persen lebih banyak bila dilakukan lewat pesan pendek dibandingkan dengan video call.

Sementara, bila dibandingkan dengan komunikasi tatap muka, kebohongan via SMS tetap 35 persen lebih sering terjadi.

Sumber

Post a comment

Next Post
Posting Lebih Baru
Previous Post
Posting Lama