Robert Baden Powell:
Siapa yang mengira Pramuka didirikan oleh seorang agen Inggris yang terkenal, Lord Robert Baden-Powell. Sejarah Pramuka ini dimulai ketika Baden Powell bertugas di perang Boer II di Afrika Selatan pada tahun 1899. Ditempatkan di Afrika Selatan dengan 500 tentara dan persenjataan terbatas, Baden Powell menghadapi pengepungan selama 217 hari oleh tentara Boer dengan jumlah pasukan 8.000 orang. Untuk mempertahankan wilayah tersebut, ia menggunakan segala yang dimilikinya dengan cara-cara yang cerdik. Dia memerintahkan anak buahnya untuk menanam ranjau palsu di pinggir kota dan berpura-pura menghindari kawat berduri untuk menghadang musuh. Jumlah pasukan yang minim tidak menjadi penghalang, Baden Powell melibatkan semua pemuda untuk bertindak sebagai penjaga. Dengan segala kecerdikannya dia berhasil melindungi wilayahnya hingga bantuan dari Inggris akhirnya tiba.
Cerita tersebut telah menjadikannya seorang pahlawan di Inggris setelah kepulangannya pada tahun 1903. Baden Powell menggunakan popularitasnya untuk memulai gerakan kepanduan. Sementara itu, Baden Powell tetap aktif di miiter, bekerja sebagai mata-mata.
Baden Powell menulis kisahnya ke dalam buku yang berjudul “My Adventure as a Spy”. Dalam buku tersebut dia bercerita bagaimana dia berpura-pura menjadi seorang Amerika untuk mengumpulkan informasi dari Jerman, dan cerita bagaimana dia telah berhasil menangkap tiga orang mata-mata seorang diri.
7. James Hart Dyke
James Hart Dyke lebih tepatnya bukan seorang mata-mata, akan tetapi dia menghabiskan hidupnya beberapa tahun menjadi bagian dari MI6, Badan Intelijen Rahasia elit Inggris. Selama tahun 1990, Hart Dyke adalah seorang pelukis landscape terkenal, mengikuti perjalanan tur Pangeran Charles dan kemudian dikirim pada perang Irak dan Afghanistan untuk melukis. Pada tahun 2009 kepala MI6, Sir John Scarlett, menugaskan Hart Dyke di dalam organisasi sebagai artist in residence. Sir John Scarlett sedang mencari seseorang untuk menggambarkan pekerjaan MI6 tanpa mengungkapkan terlalu banyak detail.
Pada awalnya, Hart Dyke berpikir penugasan ini adalah lelucon. Hart Dyke menerima telepon misterius, yang kemudian dilanjutkan dengan pertemuan rahasia dimana dia diminta untuk menyusup di markas MI6 sebagai seorang seniman. Pekerjaan tersebut diambilnya. Hart Dyke diberikan akses penuh di MI6 untuk melihat kehidupan orang-orang yang bekerja di MI6 tanpa mengungkapkan identitas para pekerja.
Lukisan Hart Dyke mengungkapkan banyak hal yang terjadi di dalam MI6, mulai dari kebosanan dan ketegangan kerja. Sebagai anggota dari MI6, Hart Dyke juga mengalami kebosanan dan kecemasan ketika harus mengunjungi lokasi tertutup dan harus menjaga semua rahasia MI6. Pada saat selesai menjalankan tugasnya dia merasa lega dan senang kembali kepada kehidupan normalnya.
8. Harry Houdini
Pada awal karirnya di akhir abad 19, Harry Houdini menjadi terkenal dengan aksinya di sebuah kantor polisi dan meminta para petugas untuk mengurungnya. Aksi tersebut merupakan publisitas terbesar. Setiap kali dia berhasil lolos dari borgolnya, reputasinya semakin naik. Aksi-aksi yang dilakukan Harry Houdini telah menjadi headline di media-media dan menarik perhatian badan intelijen Inggris dan Amerika. Menurut buku biografinya yang dirilis pada tahun 2006, American Secret Service dan Scotland Yard menggunakan Houdini untuk menyelinap di kantor-kantor kepolisian seluruh Eropa dan Rusia dan mengumpulkan informasi untuk mereka.
Sebagai imbalan atas jasa-jasanya, Houdini tahu persis apa yang dia inginkan. Houdini dilaporkan hanya membantu badan-badan intelijen jika mereka setuju untuk menaikkan karirnya.
9. Marcel Petiot
Selama perang dunia ke II, Amerika Serikat menjalankan agen mata-mata kedua yang dikenal dengan nama Pond. Berbeda dengan OSS, Pond melakukan kontak dengan segala macam karakter orang, termasuk para pembunuh berantai.
Salah satu sumber paling produktif untuk informasi tentang Nazi adalah seorang dokter bernama Marcel Paris Petriot, yang menggunakan posisinya untuk mengumpulkan informasi dan kabar tentang operasi militer Jerman. Petiot menggunakan kantor dokternya sebagai semacam jasa perjalanan bawah tanah palsu. Untuk 25.000 franc, dia berjanji akan mengantar pasien menuju Argentina dengan aman. Korban Petiot dikirim menuju sebuah ruangan bawah tanah rumahnya di Paris, dimana dia akan memberikan suntikan seolah-olah adalah vaksin. Sebaliknya, Petiot menyuntikkan para korbannya dengan racun sianida.
Kegilaan Petiot ini berakhir pada tahun 1943, pada saat Gestapo menjemputnya. Ia ditahan selama tujuh bulan sebelum dibebaskan tanpa tuduhan. Dua bulan kemudian, polisi Paris menemukan ruangan bawah tanah Petiot dan kemudian menangkapnya lagi. Sisa korban berjumlah 26 ditemukan di apartemennya, meskipun ia diduga telah membunuh sebanyak 63 orang. Pada saat perang berakhir, Petiot dihukum mati dengan guillotine.
10. Moe Berg
Pemain Baseball Moe Berg mendapat julukan “The Brainest Man in Baseball” dengan berbagai kemampuannya. Pada tahun 1923, Berg lulus dari Princeton University di bidang bahasa dan fasih berbicara dalam 12 bahasa. Berbagai klub Baseball telah menawarinya untuk dapat bermain. Pilihan jatuh kepada klub Baseball Brooklyn Dodgers, akan tetapi Berg tidak hanya berfokus pada satu karir. Kemudian dia meneruskan studinya di Perancis di bidang filsafat, dan kemudian memutuskan untuk menambahkan gelar sarjana di bidang hukum dari University Colombia.
Pada tahun 1926, Berg ditransfer ke Chicago White Sox, akan tetapi tidak menghentikan studinya. Tiga tahun kemudian Berg menerima pekerjaanya di firma hukum Satterlee dan Canfield, sementara masih bermain Baseball.
Berg akhirnya dipromosikan kepada Senator di Washington, dimana ia menjadi sangat populer. Seorang pengacara dan pemain Baseball profesional, Berg telah menarik perhatian pemerintah AS. Pada tahun 1934, Berg melakukan pekerjaan mata-matanya pertama pada saat All Star America Tour di Jepang. Sementara itu, dia merekam suasana pelabuhan di Tokyo, instalasi militer dan kawasan industri.
Menurut salah satu penulis biografi, Moe Berg pernah beberapa melakukan kesalahan, seperti peristiwa pada saat dia tertangkap di pabrik pesawat. Meski demikian dia juga pernah dikirim di salah satu misi berbahaya, termasuk salah satunya pada tahun 1944, Berg melakukan operasi intelijen untuk mengumpulkan informasi upaya Jerman mengembangkan bom atom. Pada saat itu Berg mendapatkan perintah untuk menembak seorang ilmuwan Jerman bernama Werner Heisenberg. Untungnya eksekusi belum sempat terjadi, dari berbagai informasi yang dia kumpulkan Jerman masih membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membuat bom atom.
James Hart Dyke:
James Hart Dyke lebih tepatnya bukan seorang mata-mata, akan tetapi dia menghabiskan hidupnya beberapa tahun menjadi bagian dari MI6, Badan Intelijen Rahasia elit Inggris. Selama tahun 1990, Hart Dyke adalah seorang pelukis landscape terkenal, mengikuti perjalanan tur Pangeran Charles dan kemudian dikirim pada perang Irak dan Afghanistan untuk melukis. Pada tahun 2009 kepala MI6, Sir John Scarlett, menugaskan Hart Dyke di dalam organisasi sebagai artist in residence. Sir John Scarlett sedang mencari seseorang untuk menggambarkan pekerjaan MI6 tanpa mengungkapkan terlalu banyak detail.
Pada awalnya, Hart Dyke berpikir penugasan ini adalah lelucon. Hart Dyke menerima telepon misterius, yang kemudian dilanjutkan dengan pertemuan rahasia dimana dia diminta untuk menyusup di markas MI6 sebagai seorang seniman. Pekerjaan tersebut diambilnya. Hart Dyke diberikan akses penuh di MI6 untuk melihat kehidupan orang-orang yang bekerja di MI6 tanpa mengungkapkan identitas para pekerja.
Lukisan Hart Dyke mengungkapkan banyak hal yang terjadi di dalam MI6, mulai dari kebosanan dan ketegangan kerja. Sebagai anggota dari MI6, Hart Dyke juga mengalami kebosanan dan kecemasan ketika harus mengunjungi lokasi tertutup dan harus menjaga semua rahasia MI6. Pada saat selesai menjalankan tugasnya dia merasa lega dan senang kembali kepada kehidupan normalnya.
8. Harry Houdini
Harry Houdini:
Pada awal karirnya di akhir abad 19, Harry Houdini menjadi terkenal dengan aksinya di sebuah kantor polisi dan meminta para petugas untuk mengurungnya. Aksi tersebut merupakan publisitas terbesar. Setiap kali dia berhasil lolos dari borgolnya, reputasinya semakin naik. Aksi-aksi yang dilakukan Harry Houdini telah menjadi headline di media-media dan menarik perhatian badan intelijen Inggris dan Amerika. Menurut buku biografinya yang dirilis pada tahun 2006, American Secret Service dan Scotland Yard menggunakan Houdini untuk menyelinap di kantor-kantor kepolisian seluruh Eropa dan Rusia dan mengumpulkan informasi untuk mereka.
Sebagai imbalan atas jasa-jasanya, Houdini tahu persis apa yang dia inginkan. Houdini dilaporkan hanya membantu badan-badan intelijen jika mereka setuju untuk menaikkan karirnya.
9. Marcel Petiot
Marcel Petiot:
Selama perang dunia ke II, Amerika Serikat menjalankan agen mata-mata kedua yang dikenal dengan nama Pond. Berbeda dengan OSS, Pond melakukan kontak dengan segala macam karakter orang, termasuk para pembunuh berantai.
Salah satu sumber paling produktif untuk informasi tentang Nazi adalah seorang dokter bernama Marcel Paris Petriot, yang menggunakan posisinya untuk mengumpulkan informasi dan kabar tentang operasi militer Jerman. Petiot menggunakan kantor dokternya sebagai semacam jasa perjalanan bawah tanah palsu. Untuk 25.000 franc, dia berjanji akan mengantar pasien menuju Argentina dengan aman. Korban Petiot dikirim menuju sebuah ruangan bawah tanah rumahnya di Paris, dimana dia akan memberikan suntikan seolah-olah adalah vaksin. Sebaliknya, Petiot menyuntikkan para korbannya dengan racun sianida.
Kegilaan Petiot ini berakhir pada tahun 1943, pada saat Gestapo menjemputnya. Ia ditahan selama tujuh bulan sebelum dibebaskan tanpa tuduhan. Dua bulan kemudian, polisi Paris menemukan ruangan bawah tanah Petiot dan kemudian menangkapnya lagi. Sisa korban berjumlah 26 ditemukan di apartemennya, meskipun ia diduga telah membunuh sebanyak 63 orang. Pada saat perang berakhir, Petiot dihukum mati dengan guillotine.
10. Moe Berg
Moe Berg:
Pemain Baseball Moe Berg mendapat julukan “The Brainest Man in Baseball” dengan berbagai kemampuannya. Pada tahun 1923, Berg lulus dari Princeton University di bidang bahasa dan fasih berbicara dalam 12 bahasa. Berbagai klub Baseball telah menawarinya untuk dapat bermain. Pilihan jatuh kepada klub Baseball Brooklyn Dodgers, akan tetapi Berg tidak hanya berfokus pada satu karir. Kemudian dia meneruskan studinya di Perancis di bidang filsafat, dan kemudian memutuskan untuk menambahkan gelar sarjana di bidang hukum dari University Colombia.
Pada tahun 1926, Berg ditransfer ke Chicago White Sox, akan tetapi tidak menghentikan studinya. Tiga tahun kemudian Berg menerima pekerjaanya di firma hukum Satterlee dan Canfield, sementara masih bermain Baseball.
Berg akhirnya dipromosikan kepada Senator di Washington, dimana ia menjadi sangat populer. Seorang pengacara dan pemain Baseball profesional, Berg telah menarik perhatian pemerintah AS. Pada tahun 1934, Berg melakukan pekerjaan mata-matanya pertama pada saat All Star America Tour di Jepang. Sementara itu, dia merekam suasana pelabuhan di Tokyo, instalasi militer dan kawasan industri.
Menurut salah satu penulis biografi, Moe Berg pernah beberapa melakukan kesalahan, seperti peristiwa pada saat dia tertangkap di pabrik pesawat. Meski demikian dia juga pernah dikirim di salah satu misi berbahaya, termasuk salah satunya pada tahun 1944, Berg melakukan operasi intelijen untuk mengumpulkan informasi upaya Jerman mengembangkan bom atom. Pada saat itu Berg mendapatkan perintah untuk menembak seorang ilmuwan Jerman bernama Werner Heisenberg. Untungnya eksekusi belum sempat terjadi, dari berbagai informasi yang dia kumpulkan Jerman masih membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membuat bom atom.