Yang membuat dunia ini menarik bukanlah karena banyak orang yang memiliki pandangan sama dengan Anda, melainkan karena banyaknya keberagaman yang muncul dari berbagai belahan dunia. Seperti adat masyarakat Nepal yang tergolong sangat unik. Ada seorang gadis yang selalu duduk di kuil, menunggu pengunjung datang kemudian dipuja dan mendapat banyak seserahan.
Dilansir dari dailymail.co.uk, seorang Kumaris akan menghabiskan sebagian besar waktunya di kuil. Dia tidak diizinkan untuk muncul di muka umum kecuali ketika harus menghadiri upacara adat. Kumaris sendiri menerima pujaan dari penganut agama hindu dan buddha, karena diyakini mampu melindungi mereka dari kejahatan. Ketika menjadi Kumaris, seorang gadis harus menahan diri untuk bermain dengan teman dan bahkan tidak diperbolehkan ke sekolah. Sehingga seorang Kumaris mendapatkan beasiswa dari pemerintah setempat untuk menuntut ilmu di rumah dan diajar oleh seorang guru yang ditugaskan.
Samita Bajracharya, salah salah satu gadis yang akan mengakhiri masanya sebagai Kumaris, selalu digendong ke manapun dia pergi, karena sebagai perwujudan Dewi yang dihormati, Kumaris tidak boleh berjalan dengan kakinya sendiri. Bahkan untuk memakai pakaian pun harus dipakaikan oleh keluarganya. Ketika Samita mulai memasuki masa pubertas atau menstruasi pertamanya, saat itulah Samita akan menanggalkan tahtanya sebagai seorang Kumaris.
Sebelum benar-benar berhenti menjadi Kumaris, Samita harus melalui 12 hari upacara adat yang disebut Gufta, di mana pada hari terakhir dengan dibantu ibunya, Samita membuka ikatan pada rambutnya. Dan dengan tangannya sendiri membasuh mata ketiga yang disematkan pada dahinya dengan air sungai Bagmati. Karena seorang Kumaris dianggap sangat istimewa dan tidak boleh berjalan sendiri, akhirnya ketika berhenti sebagai Kumaris, kakinya masih sangat lemah untuk menopang tubuhnya.
Quote:
Gadis tersebut disebut Kumaris, yang berarti virgin, Kumaris ditunjuk begitu gadis tersebut masih kecil, terdapat 32 tes yang dilakukan hingga akhirnya seorang gadis bisa menjadi Kumaris, yang dianggap sebagai Hindu Goddess of Power, Dewi Kali. |
Dilansir dari dailymail.co.uk, seorang Kumaris akan menghabiskan sebagian besar waktunya di kuil. Dia tidak diizinkan untuk muncul di muka umum kecuali ketika harus menghadiri upacara adat. Kumaris sendiri menerima pujaan dari penganut agama hindu dan buddha, karena diyakini mampu melindungi mereka dari kejahatan. Ketika menjadi Kumaris, seorang gadis harus menahan diri untuk bermain dengan teman dan bahkan tidak diperbolehkan ke sekolah. Sehingga seorang Kumaris mendapatkan beasiswa dari pemerintah setempat untuk menuntut ilmu di rumah dan diajar oleh seorang guru yang ditugaskan.
Samita Bajracharya, salah salah satu gadis yang akan mengakhiri masanya sebagai Kumaris, selalu digendong ke manapun dia pergi, karena sebagai perwujudan Dewi yang dihormati, Kumaris tidak boleh berjalan dengan kakinya sendiri. Bahkan untuk memakai pakaian pun harus dipakaikan oleh keluarganya. Ketika Samita mulai memasuki masa pubertas atau menstruasi pertamanya, saat itulah Samita akan menanggalkan tahtanya sebagai seorang Kumaris.
Sebelum benar-benar berhenti menjadi Kumaris, Samita harus melalui 12 hari upacara adat yang disebut Gufta, di mana pada hari terakhir dengan dibantu ibunya, Samita membuka ikatan pada rambutnya. Dan dengan tangannya sendiri membasuh mata ketiga yang disematkan pada dahinya dengan air sungai Bagmati. Karena seorang Kumaris dianggap sangat istimewa dan tidak boleh berjalan sendiri, akhirnya ketika berhenti sebagai Kumaris, kakinya masih sangat lemah untuk menopang tubuhnya.
Quote: